REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyangkal rumor yang beredar secara daring tentang diperbolehkannya vaksin Sinopharm atau Sinovac. Juru bicara Kemenkes Kerajaan Mohammed al-Abd al-Ali mengatakan, Ahad (8/8), Saudi belum menyetujui vaksin Sinovac.
Namun demikian, warga dan penduduk yang menerima salah satu dari vaksin buatan China itu dapat mengambil suntikan booster dari salah satu vaksin yang disetujui Kerajaan. Empat vaksin yang saat ini disetujui di Saudi adalah Moderna, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca-Oxford.
Pekan lalu, portal e-visa negara itu mengatakan Arab Saudi hanya akan mengizinkan masuknya pelancong yang divaksinasi dengan vaksin Sinopharm atau Sinovac jika mereka menerima suntikan booster dari salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan.
"Tamu yang telah menyelesaikan dua dosis vaksin Sinopharm atau Sinovac akan diterima jika mereka telah menerima dosis tambahan dari salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan,” kata Kementerian Pariwisata dalam sebuah pernyataan di portal e-visa, dilansir di Al Arabiya, Senin (9/8).
Al-Aly juga membantah desas-desus orang-orang yang meninggal di Arab Saudi itu setelah menerima vaksin virus corona. Ia mengimbau masyarakat tidak percaya pada desas-desus yang mereka dengar dari sumber tidak resmi.
Baca juga : Arab Saudi Izinkan 2 Juta Jamaah Umrah per Bulan
Dia juga mendorong orang-orang mendaftar agar mendapatkan vaksin. Sebab, menurutnya, sebagian besar kasus Covid-19 yang baru tercatat adalah di antara warga dan penduduk yang tidak divaksinasi.