Selasa 10 Aug 2021 12:06 WIB

Api Terus Berkobar, Pemerintah Yunani Dihujani Kritikan

Yunani telah mengalami gelombang kebakaran hebat selama hampir dua pekan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
 Petugas pemadam kebakaran beroperasi di desa Ellinika di pulau Evia, sekitar 176 kilometer (110 mil) utara Athena, Yunani, Senin, 9 Agustus 2021. Petugas pemadam kebakaran dan penduduk berjuang melawan kebakaran hutan besar-besaran di pulau terbesar kedua Yunani untuk hari ketujuh Senin, berjuang untuk menyelamatkan apa yang mereka bisa dari api yang telah menghancurkan sebagian besar hutan yang masih asli, menghancurkan rumah dan bisnis dan membuat ribuan orang melarikan diri.
Foto: AP/Petros Karadjias
Petugas pemadam kebakaran beroperasi di desa Ellinika di pulau Evia, sekitar 176 kilometer (110 mil) utara Athena, Yunani, Senin, 9 Agustus 2021. Petugas pemadam kebakaran dan penduduk berjuang melawan kebakaran hutan besar-besaran di pulau terbesar kedua Yunani untuk hari ketujuh Senin, berjuang untuk menyelamatkan apa yang mereka bisa dari api yang telah menghancurkan sebagian besar hutan yang masih asli, menghancurkan rumah dan bisnis dan membuat ribuan orang melarikan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Kritik terhadap pemerintah Yunani berkembang ketika negara itu terus memerangi kebakaran hutan yang mengamuk yang memaksa ribuan orang mengungsi. Pihak berwenang di Evia, pulau terbesar kedua di Yunani, dalam beberapa hari terakhir mengecam sarana yang tidak cukup untuk mengatasi kobaran api ketika situasinya kritis.

Kebakaran di Evia, sekitar 200 kilometer jauhnya dari Athena, telah mengepung desa demi desa. Sekitar 2.600 penduduk dan turis terpaksa mengungsi dengan perahu dalam pemandangan apokaliptik.

Baca Juga

Menurut wakil gubernur pulau itu, Giorgos Kelaïtzidis, setidaknya 35 ribu hektare lahan dan ratusan rumah telah terbakar. Desa Kamatriades dan Galatsades menjadi prioritas bagi petugas pemadam kebakaran pada Senin (9/8).

"Kalau api sampai ke sana, akan berada di hutan lebat dan sulit dipadamkan," kata petugas pemadam kebakaran dilansir Euronews, Selasa (10/8).

Warga setempat juga menyuarakan kemarahan mereka. "Pernahkah Anda melihat negara menawarkan kami air? Makanan ringan untuk anak-anak? Tidak ada. Mereka membiarkan pemilik toko dan individu memberikan air kepada orang-orang," kata warga bernama Giorgos dari Pefki.

"Di sini, orang-orang dulu hidup dari hutan, tanaman, zaitun, dan pariwisata. Tidak ada yang tersisa dari ini," ujar Louisa, seorang pensiunan.

Menteri Keuangan Yunani Christos Staikouras mengumumkan di penyiar publik ERT TV bantuan hingga 6.000 euro per rumah tangga akan diberikan kepada penduduk yang rumahnya rusak, serta 4.500 euro untuk yang terluka. Dia juga mengumumkan anggaran perlindungan sipil akan ditingkatkan sebesar 1,76 miliar euro dan 224 juta euro akan dialokasikan untuk reboisasi.

Itu terjadi ketika para pekerja berjuang sepanjang malam, ketika tidak ada dukungan udara, untuk mencegah api mencapai kota Istiaia, menurut kantor berita Yunani ANA. Wakil Menteri Perlindungan Sipil Yunani Nikos Hardalias mengatakan pada Ahad bahwa malam sulit lainnya akan dialami di pulau itu.

Di antara 500 petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan di pulau itu adalah sekitar 200 dari Ukraina dan Rumania, diperkuat oleh 17 pesawat pengebom air dan helikopter, menurut dinas pemadam kebakaran Yunani. "Namun sumber daya di udara mengalami kesulitan serius karena turbulensi, asap tebal, dan jarak pandang terbatas," kata Hardalias.

Yunani telah mengalami gelombang kebakaran hebat selama hampir dua pekan, dibantu oleh kekeringan dan suhu panas. Kondisi ini menyebabkan dua orang tewas dan puluhan lainnya terluka di rumah sakit.

Di pinggiran Athena, api yang menghancurkan puluhan rumah dan bisnis telah mereda sejak Ahad. Akan tetapi Hardalias memperingatkan bahaya kebangkitan api tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement