REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA/ISTANBUL - Turki akan kembali menerapkan pembelajaran tatap muka pada semester baru nanti, ungkap menteri kesehatan negara itu Fahrettin Koca pada Rabu.
“Saya ingin mengungkapkan dengan jelas dan lantang bahwa semua sekolah kami akan buka tepat waktu. Mustahil bagi kami untuk meninggalkan pendidikan tatap muka,” kata Menkes Koca setelah rapat virtual Dewan Penasihat Ilmiah Covid-19.
“Apa pun kondisinya, kami akan melanjutkan pembelajaran secara langsung dan tatap muka sambil melindungi siswa kami,” tambah dia.
Selama masa transisi pendidikan berbasis sekolah tatap muka, Turki memiliki “pekerjaan penting,” sebut Koca, menjelaskan bahwa kementeriannya akan menerapkan langkah-langkah terkait vaksinasi semua guru dan dosen.
Koca menyoroti pentingnya vaksinasi dan mengatakan itu “harus menjadi aturan yang sangat diperlukan sehingga pendidikan dan lingkungan kerja tidak terganggu, dan mereka yang tidak divaksinasi harus secara teratur menunjukkan hasil tes PCR negatif.”
Menkes mengatakan orang tua siswa perlu melengkapi vaksinasinya atau harus memeriksakan anaknya secara rutin agar tidak mengidap penyakit apapun. Rincian proses transisi ini akan diumumkan kemudian, kata Koca.
Vaksinasi
Koca menggarisbawahi bahwa Turki belum mencapai “kekebalan komunal” dan itu tidak dapat diperoleh tanpa “setidaknya dua dosis vaksin.”
"Siapa pun yang belum divaksinasi setidaknya dua dosis tidak boleh berpikir bahwa mereka telah divaksinasi," tutur dia.
"Orang yang telah menerima tiga dosis inaktif memiliki tingkat perlindungan tertinggi,” ujar dia.
“Tingkat perlindungan terdekat dengan ini adalah pada orang-orang kami yang telah menerima dua dosis vaksin inaktif dan mendapat suntikan ketiga vaksin mRNA,” imbuh Menkes Koca.
Sebelumnya pada Rabu, Koca mengumumkan bahwa Turki telah memberikan lebih dari 80 juta dosis vaksin Covid-19 sejak meluncurkan kampanye vaksinasi massal pada Januari. Dia mengatakan di Twitter bahwa lebih dari 50 persen populasi berusia 18 tahun ke atas telah divaksinasi secara tuntas.
Lebih dari 42,85 juta orang telah menerima dosis pertama mereka, sementara lebih dari 31,02 juta telah divaksinasi secara penuh, menurut data Kementerian Kesehatan.