REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memproduksi oksigen yang semula merupakan residu dari proses pendinginan pembangkit menjadi oksigen medis. Inovasi ini dilakukan PLN untuk mendukung pemerintah menangani pandemi Covid-19.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan ke depannya PLN berpotensi untuk memproduksi sebanyak dua ton oksigen perhari dari 19 pembangkit yang berada di sistem kelistrikan Jawa-Bali. Untuk tahap awal ini PLN bisa memproduksi 30 meter kubik perhari atau setara lima tabung oksigen kecil.
Zulkifli mengatakan oksigen yang diproduksi oleh PLN juga telah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan sehingga dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan medis bagi rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.
"Artinya sudah lulus uji dan bisa dimanfaatkan oleh RS penanganan Covid-19," jelas Zulkifli saat konferensi pers, Kamis (12/8).
Tabung gas oksigen hasil PLTGU Muara Karang secara serempak tersalurkan ke rumah sakit yang membutuhkan, rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit sekitar pembangkit. Mekanisme penyerahan dan pengambilan tabung diatur untuk setiap rumah sakit yang sesuai dengan kriteria agar dapat memperoleh oksigen dari PLN setiap dua hari sekali.
Dalam kesempatan ini, PLN juga menyerahkan oksigen murni ke beberapa rumah sakit antara lain Rumah Sakit Islam Yarsi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, serta RSUD Cempaka Putih.
Sebagai informasi, 19 pembangkit yang akan menopang produksi dua ton oksigen antara lain UP Muara Karang, UP Muara Tawar, UP Gresik, UBJOM Indramayu, UBJOM Tanjung Awar-awar, UBJOM Pacitan, UBJOM Paiton 9, UBJOM Rembang, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU P Ratu, PLTU Adipala, PLTGU Cilegon, PLTGU Priok 3-4, PLTGU Tb. Lorok dan PLTGU Grati.