REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Protokol VDJ dinilai merupakan strategi tambahan untuk mengurangi risiko terinfeksi Covid-19. VDJ yang dimaksud yakni ventilasi, durasi, dan jarak.
"VDJ merupakan strategi tambahan bagi kondisi saat ini, sebagai upaya mengurangi risiko terinfeksi Covid-19," ujar dokter spesialis paru dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, dr Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P, Ahad (15/8).
Dia mengingatkan, pada saat ini masyarakat sudah sangat mengenal dengan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. "Kendati demikian karena pada saat ini virus SARS CoV-2 sudah bermutasi menjadi varian baru yang lebih mudah menular bagi masyarakat maka VDJ diperlukan sebagai strategi tambahan untuk mencegah paparan virus," jelasnya.
Monica menyebut, virus SARS CoV-2 dapat menular dari orang yang terinfeksi melalui partikel yang keluar dari saluran napas orang tersebut saat bernapas, bicara, batuk, bersin atau tertawa. "Partikel tersebut disebut droplet yang bisa terpercik jatuh ke permukaan dan bisa juga oleh sebab penguapan berubah lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut aerosol," kata dia.
Dengan demikian, saat bertemu seseorang yang terinfeksi maka memiliki risiko untuk tertular. Karena itu, selain selalu menggunakan masker pastikan Anda berada dalam ruangan yang memiliki ventilasi baik jika bertemu orang lain. "Selain itu, jika perlu bertemu orang atur durasi pertemuan jangan terlalu lama dan jaga jarak fisik," ujarnya.
Dia menyebut jarak fisik yang perlu diperhatikan, paling dekat adalah satu meter. Monica juga mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 begitu ada kesempatan. Berdasarkan penelitian, vaksinasi sangat efektif melindungi. "Walaupun seseorang tetap memiliki kemungkinan terkena Covid-19 setelah divaksinasi, namun vaksinasi efektif dalam mencegah seseorang terkena Covid-19 bergejala berat yang memerlukan perawatan," kata dia.