Selasa 17 Aug 2021 20:47 WIB

Anies Bentuk Sistem Pembinaan Sepak Bola Seperti di Brasil

Anies bentuk sistem pembinaan talenta sepak bola di Jakarta seperti di Brasil.

Rep: Febryan. A/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman (kedua kiri) saat Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (kiri) dan Sekjen PSSI Yunus Nusi (kanan) memberikan keterangan pers seusai penandatanganan perjanjian kerja sama antara Jakpro dengan PSSI di Lapangan Latih Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Selasa (17/8/2021). Perjanjian kerja sama tersebut sebagai bentuk optimalisasi Jakarta International Stadium untuk pengembangan industri olahraga sepak bola Indonesia.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman (kedua kiri) saat Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (kiri) dan Sekjen PSSI Yunus Nusi (kanan) memberikan keterangan pers seusai penandatanganan perjanjian kerja sama antara Jakpro dengan PSSI di Lapangan Latih Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Selasa (17/8/2021). Perjanjian kerja sama tersebut sebagai bentuk optimalisasi Jakarta International Stadium untuk pengembangan industri olahraga sepak bola Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membuat sistem pembibitan talenta muda sepak bola di Jakarta seperti di Brasil Sistem itu adalah meritokrasi. 

Anies mengatakan, saat ini Ibu Kota sudah memiliki Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stadion berstandar FIFA itu diharapkan talenta-talenta pemain sepak bola terbaik dan berprestasi. 

Baca Juga

Pemprov DKI Jakarta, kata dia, juga menyediakan lapangan sepakbola dengan rumput berkualitas internasional yang ada di wilayah-wilayah permukiman di Jakarta. Kehadiran lapangan di kampung-kampung ini akan jadi penunjang terwujudnya sistem meritokrasi. 

Meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan ataupun senioritas. Anies meyakini, sistem ini mampu meningkatkan prestasi olahraga. 

"Contohnya Brazil sebagai negara yang tidak pernah absen dalam kejuaraan Piala Dunia, sistem pembinaannya dibangun dengan sistem meritokrasi. Dengan sistem ini, mereka dari latar belakang keluarga maupun ekonomi apapun asal memiliki kemauan dan talenta akan berprestasi," kata Anies dalam siaran pers Jakpro, Selasa (17/8). 

Anies menambahkan, pemerintah harus hadir memastikan daya dukung pembinaan talenta-talenta terbaik yang berprestasi. Oleh karena itu, ia mengapresiasi perjanjian kerja sama antara Jakpro dan PSSI untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan JIS. Menurutnya, kerja sama ini untuk memunculkan ekosistem dan iklim pembinaan yang sehat. 

"Jadi bibit yang baik harus memiliki iklim yang sehat agar berkembang dan tumbuh dengan baik. Karena itu, kerjanya harus berkolaborasi,” ujarnya. 

Jakpro dan PSSI melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama pemanfaatan dan optimalisasi JIS di stadion itu, Selasa (17/8).  Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menyatakan, wujud kerja sama ini nantinya berupa pelaksanaan acara dan pertandingan nasional serta internasional, dan pengembangan olahraga sepak bola nasional dengan standar internasional. Lalu pengembangan lapangan latih dan lapangan utama di kawasan JIS, serta bekerja sama dalam hal komersialisasi stadion dan kawasan JIS. 

Kolaborasi Jakpro dan PSSI ini, kata dia, bertujuan memajukan industri olahraga dan prestasi olahraga, khususnya sepakbola di Indonesia. “Tujuannya mencari bibit atlet yang akan diorbitkan untuk berprestasi ditingkat nasional, regional maupun Asia bahkan dunia," kata Dwi.

Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan, stadion JIS merupakan impian yang menjadi nyata bagi pemain Timnas Indonesia. Sebab, stadion ini berstandar FIFA. 

"Harapannya, JIS bisa menjadi pusat latihan sekaligus home base bagi timnas. Sehingga kita tidak perlu ke Jerman, Inggris atau Krosia untuk berlatih di lapangan yang memiliki standar dan  rekomendasi FIFA," ujar Yunus.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement