REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Juru bicara Taliban mengatakan kepada media Inggris pada Selasa (17/8) bahwa perempuan Afghanistan akan memiliki hak untuk bekerja dan menerima pendidikan hingga tingkat universitas.
Berbicara kepada Sky News, Suhail Shaheen mengatakan di bawah Taliban, perempuan Afghanistan tetap diharapkan mengenakan jilbab, meskipun bukan burka yang menutupi seluruh wajah.
"Ini bukan aturan kami, ini aturan Islam. Ini untuk keamanan mereka," ujar Shaheen.
Sky News juga menanyakan apakah perempuan akan diizinkan untuk memegang posisi politik.
“Kebijakan kami jelas – mereka bisa memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan, itu satu hal. Mereka dapat memegang posisi, tetapi posisi yang dapat mereka pegang adalah berdasarkan aturan Islam – jadi ada kerangka umum untuk mereka,” jawab dia.
Tentang warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintahan sebelumnya, yang runtuh setelah Taliban mengambil alih ibu kota, Shaheen mengatakan properti mereka akan diselamatkan dan kehormatan serta hidup mereka aman. Taliban telah mengumumkan amnesti umum di Afghanistan.
Baca juga : Wakil Taliban Tampil di TV dengan Pembawa Berita Perempuan
Warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah atau organisasi asing telah menyuarakan keprihatinan atas kemungkinan balas dendam Taliban, tetapi kelompok itu secara terbuka membantah segala upaya balas dendam.
Konsultasi untuk pemimpin Taliban
Ketika ditanya siapa yang akan memimpin Taliban di negara itu, Shaheen mengatakan konsultasi akan dilakukan dan hasilnya diumumkan dalam dua atau tiga hari. Mullah Abdul Ghani Baradar secara luas dianggap sebagai calon utama.
Dia adalah salah satu anggota pendiri Taliban pada 1990-an dan merupakan wakil pemimpin dan kepala politik saat ini. Shaheen mengatakan Baradar berniat untuk kembali ke Afghanistan tetapi tidak bisa mengatakan kapan.
Shaheen juga memiliki pesan untuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan komunitas internasional yang lebih luas bahwa mereka harus menghormati aspirasi rakyat Afghanistan.
“Ini adalah kewajiban mereka karena mereka berada di balik kehancuran Afghanistan selama 20 tahun pendudukan" tegas dia.
“Adalah kewajiban moral mereka untuk juga membantu merekonstruksi Afghanistan dan membantu orang-orang untuk memulai kehidupan baru, dan babak baru," kata dia.
Baca juga : Mengapa Taliban Wajibkan Pelihara Jenggot dan Pukul Wanita?