REPUBLIKA.CO.ID, DURHAM -- Tim astronom internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Universitas Durham menerbitkan gambar paling rinci dari galaksi yang pernah dilihat. Mereka membuat gambar galaksi dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dilansir dari Chronicle Live, Rabu (18/8), gambar dibuat dari data yang dikumpulkan oleh Low Frequency Array (LOFAR), jaringan yang terdiri lebih dari 70.000 antena kecil yang tersebar di sembilan negara Eropa. Peta ini dihasilkan hampir satu dekade kerja oleh tim yang dipimpin oleh Dr Leah Morabito di Universitas Durham yang didukung di Inggris oleh Science and Technology Facilities Council (STFC).
“Sangat menyenangkan melihat gambar-gambar ini dapat kami buat sekarang dengan LOFAR. Selama beberapa tahun ke depan, kita akan melihat jutaan galaksi dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dan siapa yang tahu hal tak terduga apa yang akan kita temukan?” kata Morabito.
“Pada tingkat pribadi, sungguh luar biasa melihat gambar-gambar ini setelah bertahun-tahun kerja keras. Memimpin proyek ini, di mana sebagian besar kemajuan telah dibuat oleh siswa dalam kolaborasi internasional, sangat bermanfaat,” ujarnya lagi.
Alam semesta dibanjiri radiasi elektromagnetik, di mana cahaya tampak hanya terdiri dari potongan terkecil. Dari short-wavelength gamma rays dan X-rays hingga long-wavelength microwave dan gelombang radio, setiap bagian dari spektrum cahaya mengungkapkan sesuatu yang unik tentang alam semesta.
Jaringan LOFAR menangkap gambar pada frekuensi radio FM yang tidak terhalang oleh awan debu dan gas yang dapat menutupi objek astronomi. Wilayah ruang angkasa yang tampak gelap, sebenarnya menyala terang dalam gelombang radio. Ini memungkinkan para astronom untuk mengintip ke wilayah pembentuk bintang atau ke jantung galaksi itu sendiri.
70.000+ antena LOFAR tersebar di seluruh Eropa, dengan mayoritas berlokasi di Belanda. Dalam operasi standar, hanya sinyal dari antena yang terletak di Belanda yang digabungkan dan menciptakan teleskop ‘virtual’ dengan ‘lensa’ pengumpul dengan diameter 120 km.
Dengan menggunakan sinyal dari semua antena Eropa, tim telah meningkatkan diameter ‘lensa’ menjadi hampir 2.000km, yang memberikan peningkatan resolusi 20 kali lipat. Tidak seperti antena array konvensional yang menggabungkan beberapa sinyal secara real time untuk menghasilkan gambar, LOFAR menggunakan konsep baru di mana sinyal yang dikumpulkan oleh setiap antena didigitalkan, diangkut ke prosesor pusat dan kemudian digabungkan untuk membuat gambar.