Ahad 22 Aug 2021 06:01 WIB

Khofifah Ingatkan Taat Prokes Meski Sudah Divaksinasi 

Gubernur mendorong kerjasama lapisan masyarakat sukseskan Vaksinasi

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa,  saat meninjau  Vaksinasi di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/8).
Foto: Dok Istimewa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau Vaksinasi di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa vaksin bukanlah jaminan terbebas dari Covid-19. Dia pun mengimbau mayarakat untuk tetap taat protokol kesehatan.  

“Setelah divaksin tidak ada garansi bahwa dia terbebas dari kemungkinan terpapar tapi kondisinya akan lebih baik. Terkait lonjakan secara eksponensial karena sudah vaksin dua kali merasa sudah punya immunity akhirnya lepas masker. Padahal ini ada varian baru dan seterusnya,” papar Khofifah saat meninjau  Vaksinasi di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/8).

Baca Juga

Vaksinasi digelar Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia  Jawa Timur menggandeng RSUD Husada Prima Surabaya. Vaksinasi diberikan kepada 1.000 warga yang terdiri dari ulama, siswa pondok pesantren, dan masyarakat sekitar pondok 

Khofifah mengapresiasi Vaksinasi tersebut.  “Vaksinasi berbasis pesantren sebetulnya Lembaga Dakwah Islam Indonesia ini kategorinya assabiqunal awwalun (golongan awal),” kata Khofifah. 

Khofifah juga mempersilakan untuk pelaksanaan Vaksinasi tahap kedua sebagai upaya bersama menanggulangi Covid-19. “Meskipun (pelaksanaannya) tiap Sabtu atau Ahad. Apa yang bisa kita maksimalkan pelayanan kepada masyarakat ini akan menjadi baik kalau kita kerjakan bersama,” jelas Khofifah. 

Ketua DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso, yang ikut menyambut kehadiran Khofifah memberikan pesan bahwa vaksin sesungguhnya adalah suatu ikhtiar. ”Vaksin ini adalah salah satu pokok. Dengan vaksin kita bukan berarti bebas dari Covid-19, akan tetapi resikonya akan jauh lebih rendah,” kata Chriswanto.     

“Total ada 41 tenaga medis dan administrasi yang diturunkan meliputi 10 orang tenaga screener, 10 orang tenaga vaksinator, 16 tenaga administrasi, dan lima orang tenaga logistik termasuk sopir ambulans,” ujar Ketua Tim Vaksin RSUD Husada Prima, drg  Endah Budiwati, M Mars. 

Pendaftaran vaksinasi dilakukan secara daring pada 15 Agustus 2021 lalu. Setiap peserta yang sudah mendaftar mendapatkan QR Code yang berisikan data pribadi dan jadwal waktu vaksinasi. Dengan demikian bisa menghindari penumpukan peserta vaksinasi 

“Dalam empat jam, jumlah pendaftar sudah mencapai di atas 1.500 orang sehingga kami harus menutup pendaftaran,” kata Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jatim Moch Amrodji Konawi.   

Dia mengatakan Vaksinasi ini adalah upaya pemerintah yang sangat serius menangani Covid-19 baik dari pemerintah kota, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat agar penyebaran Covid ini bisa segera turun selandai-landainya,” lanjut Amrodji.   

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement