REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar FKU Prof Tjandra Yoga Aditama mengkhawatirkan perburukan kondisi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Ia menduga hal ini berkolerasi dengan tingginya angka kematian akibat COVID-19.
Prof Tjandra menganalisa mereka yang menjalani isoman bisa saja mengalami penurunan kondisi kesehatan karena penyakit penyerta (komorbid). Karena itu, ia meminta mereka yang isoman memperhatikan komorbidnya.
"Pada yang isolasi mandiri di rumah atau fasilitas isoter maka bukan tidak mungkin perburukan terjadi bukan hanya karena COVID-19 tapi juga adanya komorbid yang tidak terkontrol baik," kata Prof Tjandra dalam keterangan persnya, Selasa (24/8).
Prof Tjandra menyarankan sejumlah hal kepada mereka yang dirawat/diisolasi di luar rumah sakit. Pertama, mereka harus memeriksa gejala, suhu dan saturasi oksigen pagi dan sore.
Kedua, melakukan pola hidup bersih sehat, termasuk makan bergizi, aktivitas fisik dan mengelola stress. Ketiga, melakukan komunikasi secara teratur dengan petugas kesehatan.
“Terakhir tentang obat. Ada dua hal, yaitu obat untuk menangani komorbidnya kalau ada dan juga kalau memang diperlukan vitamin atau obat tertentu untuk COVID-19 ya," ujar mantan direktur WHO Asia Tenggara tersebut.
Selain itu, Prof Tjandra meminta mereka yang menjalani isoman terus menjaga komunikasi dengan petugas kesehatan guna mencegah situasi darurat terjadi tanpa pantauan petugas kesehatan. "Yang tentunya harus dalam pengawasan tenaga kesehatan," ucap direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, kasus kematian akibat Covid bertambah sebanyak 842 orang pada Senin (23/8). Dengan penambahan ini, maka total kasus kematian mencapai 127.214 kasus.
Jika dibandingkan pada hari-hari sebelumnya, angka kasus kematian hari ini lebih rendah dibandingkan Ahad (22/8) yang sebesar 1.030 kasus. Sedangkan pada Sabtu (21/8), kasus kematian mencapai 1.361.
Dari data Satgas, lima provinsi yang menyumbangkan kasus kematian harian tertinggi hari ini yakni Jawa Timur dengan 189 kasus meninggal. Disusul Jawa Tengah menambahkan 98 kasus meninggal, Bali melaporkan 66 kasus, Lampung 58 kasus meninggal, dan DI Yogyakarta 39 kasus.