Rabu 25 Aug 2021 16:13 WIB

Pemkot Yogyakarta Kebut Vaksinasi Covid-19 untuk PTM

PTM di Kota Yogyakarta bisa digelar jika minimal 70 persen pelajar sudah divaksin.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (kiri) didampingi Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kanan) meninjau shelter COVID-19 di Rusunawa Bener, Tegelrejo, Yogyakarta, Jumat (18/9/2020). Pemerintah Kota Yogyakarta membangun shelter untuk isolasi OTG atau terkonfimasi tanpa gejala COVID-19 dengan kapasitas 84 orang dan akan beroperasi pada 21 September 2020.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (kiri) didampingi Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kanan) meninjau shelter COVID-19 di Rusunawa Bener, Tegelrejo, Yogyakarta, Jumat (18/9/2020). Pemerintah Kota Yogyakarta membangun shelter untuk isolasi OTG atau terkonfimasi tanpa gejala COVID-19 dengan kapasitas 84 orang dan akan beroperasi pada 21 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mempercepat vaksinasi Covid-19 untuk pelajar. Vaksinasi pelajar ini dipercepat dengan pelaksanaan vaksinasi secara berkesinambungan di sentra-sentra yang sudah disediakan.

Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, percepatan vaksinasi terhadap pelajar ini sebagai persiapan untuk menerapkan PTM. Pihaknya mensyaratkan bahwa untuk menggelar PTM harus dengan capaian vaksinasi pelajar minimal 70 persen.

Baca Juga

"Target kita seluruh pelajar yang bersekolah di Kota Yogya sudah tervaksin, minimal 70 persen. Itu adalah langkah awal kita untuk menentukan strategi untuk melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan metode tatap muka," kata Haryadi, Rabu (25/8).

Secara teknis, pihaknya sudah siap untuk menggelar PTM. Untuk sarana dan prasarana penunjang terlaksananya protokol kesehatan juga sudah disediakan. "Secara teknis kami sudah siap, misalnya jumlah bangku dan meja. Keterisian bangku sudah 50 persen dari yang sebelumnya satu meja dua bangku, sekarang satu meja satu bangku," ujarnya.

Terkait dengan pengaturan masuk peserta didik, disiapkan strategi dengan sistem nomor induk ganjil dan genap. Haryadi menjelaskan, peserta didik dengan nomor induk ganjil dan genap akan menghadiri kelas pada hari yang berbeda.

"Nomor induk ganjil masuknya hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Untuk siswa dengan nomor induk genap masuk di hari Senin, Rabu dan Jumat," jelas Haryadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement