REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Korban meninggal akibat serangan bom di bandara Kabul meningkat menjadi setidaknya 72 jiwa. Sementara korban luka mencapai 158 orang. Hal itu diungkap beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan.
Seperti dilaporkan laman Al Arabiya, dari keseluruhan korban tewas yang telah terdata, 12 di antaranya adalah tentara AS. Kematian mereka menorehkan kembali catatan kelam dalam misi AS di Afghanistan yang bakal segera berakhir setelah berumur 20 tahun.
Presiden AS Joe Biden bersumpah akan membalas para pelaku yang terlibat dalam serangan bom di bandara Kabul. “Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan AS, ketahuilah bahwa kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, dikutip Aljazirah, Jumat (27/8).
Pada kesempatan itu, Biden mengungkapkan bahwa pelaku pengeboman bandara Kabul adalah Islamic State of Khorasan Province (ISKP) atau dikenal pula sebagai ISIS-Khorasan (ISIS-K), yakni kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Taliban, yang kini telah memegang kendali atas Afghanistan, turut berperang dengan ISIS.