REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aparatur pemerintahan di Kota Bogor diminta agar sesegera mungkin merealisasikan program pendampingan anak yatim piatu, yang orang tuanya meninggal karena positif Covid-19. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku, memerintahkan kecamatan dan kelurahan terus memperbarui data.
Sehingga, anak yatim piatu pada masa pandemi Covid-19 bisa mendapat bantuan layak. Bima menyebut, selain beasiswa, ada program rumah tidak layak huni (RTLH). Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga bakal memberikan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang berasal dari Kementerian Sosial.
"Jadi sekarang semua sudah didata, dialokasikan beasiswa sampai lulus SMA. Kemudian rumah-rumah yang memerlukan bantuan kita bantu program RTLH, bagi warga yang memerlukan kita bantu program PKH," kata Bima di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/8).
Tidak hanya itu, sambung dia, anak yatim piatu korban Covid-19 juga akan mendapatkan konseling di Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Bogor. Pihaknya juga menggandeng lembaga lain untuk membantu anak yatim piatu tersebut.
"Dan sekarang banyak yayasan-yayasan yang bekerjasama dengan pemerintah, ada Yayasan Cinta Keluarga. Ada dari DPR juga, Ibu Diah Pitaloka dan Edy Suparno (Sekjen PAN)," tutur Bima.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Fahrudin mengatakan, pihaknya terus mendata anak yatim, piatu, dan yatim piatu korban Covid-19. Terutama, mereka yang kemampuan ekonominya kelas menengah ke bawah. Berdasarkan data terakhir, sambung dia, total ada 331 anak yatim, piatu, dan yatim piatu di Kota Bogor.
Pihaknya siap memberikan bantuan sembako. Fahrudin menegaskan, bantuan tersebut merupakan jangka panjang, yang difokuskan kepada anak-anak tidak mampu.