REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah kesalahan yang fatal bagi para pencari ilmu adalah berniat mencari ilmu agar dapat mengungguli para ulama atau ustaz yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Begitu juga menjadi sebuah kesalahan bila berniat mencari ilmu agar bisa mendebat orang-orang awam dengan ilmu yang dikuasainya itu.
Kesalahan yang lebih besar lagi bila berniat mencari ilmu agar bisa mendapatkan penghormatan manusia, mendapat pujian manusia dan agar dibangga-banggakan manusia. Kesalahan berniat mencari ilmu seperti tiga hal itu hanya akan menjerumuskan orang yang mencari ilmu tersebut pada neraka.
Sebagaimana dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Ibnu Majah:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ وَيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَوَيَصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ جَهَنَّمَ.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Barangsiapa belajar suatu ilmu agar menyaingi atau mengalahkan ulama, dan supaya bisa mendebat dengan orang awam yang bodoh, dan supaya menolehkan wajah manusia, maka Allah akan memasukkannya ke neraka jahanam.
Orang yang berniat mencari ilmu untuk bisa mengalahkan orang lain, agar dihormati dan dipuja hanya akan memperoleh kekecewaan. Ia akan menjadi mudah frustasi bila orang-orang tidak menyanjungnya. Amaliah atau dakwah dari ilmunya itu pun jauh dari keikhlasan dan bukan atas dasar berjuang mensyirkan Islam. Maka itu sangat penting menata niat sebelum mempelajari suatu ilmu.