Rabu 11 Dec 2024 14:02 WIB

Beradab Sebelum Berilmu

Seorang alim harus terlebih dahulu beradab.

Rep: mgrol 154/ Red: Hasanul Rizqa
ILUSTRASI Adab sebelum ilmu.
Foto: pxhere
ILUSTRASI Adab sebelum ilmu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmu pengetahuan di tangan orang yang beradab menjadi alat untuk membangun peradaban dan membawa kebaikan bagi sesama. Namun, tanpa adab, ilmu justru dapat menjadi penyebab kerusakan yang merugikan banyak pihak. Dalam Islam, Allah memberikan petunjuk yang jelas bahwa sebelum seseorang mencapai ilmu, ia harus mendahulukan ketakwaan.

“Takwa harus diutamakan sebelum ilmu, dan salah satu cabang dari takwa adalah adab," ujar Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu kajian di kanal YouTube-nya.

Baca Juga

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 282:

...وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya : "...Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Takwa disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 240 kali, dengan istilah taqi (Yang memilikinya) dan muttaqin (Bentuk jamak). Ini menunjukkan betapa pentingnya sifat ini sebagai landasan moral dalam Islam. Menariknya, salah satu turunan takwa adalah adab. Diantara ciri orang yang bertakwa (muttaqin) adalah memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia dan lingkungan di sekitarnya.

Ciri utama seorang muttaqin adalah adabnya kepada Allah. Dalam Surah Adz-Dzariyat ayat 15–23, Allah menggambarkan orang-orang bertakwa sebagai hamba yang selalu menjaga hubungan mereka dengan-Nya melalui ibadah, rasa syukur, dan kepatuhan terhadap perintah-Nya. Mereka mengakui kelemahan diri dan bergantung sepenuhnya kepada rahmat Allah.

Selain hubungan dengan Allah, muttaqin juga dikenal melalui adab terhadap lingkungan dan sesama manusia. Dalam Surah Ali Imran ayat 133–134.

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al Imran 133-134).

“Adab didahulukan sebelum ilmu karena adab adalah sikap moral yang membimbing kita untuk berperilaku baik. Jika seseorang yang berilmu tidak memiliki adab yang baik, ia dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar dibandingkan orang yang belum berilmu,” jelas UAH.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement