REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City membantai Arsenal 5-0 di Etihad Stadium. Pertandingan terlihat berjalan mudah bagi juara bertahan Liga Primer Inggris tersebut, ketika Ilkay Guendogan sudah membawa City unggul 1-0 pada menit ke-7, dan 2-0 di menit ke-12. Arsenal makin tertekan setelah Granit Xhaka mendapatkan kartu merah.
Berikut lima hal yang dipelajari dari kemenangan City atas Arsenal, dikutip dari Independent, Ahad (29/8) :
1. Pertahanan Arsenal berantakan total
Jika sebelum pertandingan diibaratkan alarm sudah berbunyi, kini Mikel Arteta harus mulai menyiram 'api' di dalam skuadnya. Pelatih asal Spanyol itu memasang lima bek untuk membatasi pergerakan tuan rumah di lini pertahanan.
Namun apa yang disaksikan justru kekacauan total. Ditandai dengan kurangnya koordinasi di antara tiga bek tengah, Sead Kolasinac, Calum Chamber, dan Rob Holding. Dua gol City di 12 menit pertama semestinya bisa dicegah dengan mudah. Tapi tidak dapat dilakukan. Kekacauan itu pun berlanjut sampai babak kedua.
2. Guendogan kembali ke performa terbaik
Ilkay Guendogan mencetak 17 gol musim lalu. Namun awal musim ini kurang agresif, karena ditempatkan agak ke belakang. Namun, dalam pertandingan di Etihad, ia kembali ke permainan menyerang terbaiknya, dengan memberikan banyak masalah ke pertahanan Arsenal.
3. City tak masalah tanpa striker
Sejak kemenangan 5-0 mereka atas Norwich akhir pekan lalu, Manchester City telah kehilangan Harry Kane dan Cristiano Ronaldo. Tapi apakah City benar-benar merindukan mereka? Tidak sedikit pun, dan itu dibuktikan hari ini.
Jesus dan Torres agak diabaikan sebagai pemain depan yang bisa bermain di depan dan memberikan keunggulan itu. Mereka membuat pembuktian dengan gerakan tanpa henti dan penyelesaian efektif.
4. Temperamen Xhaka menunjukan the Gunners yang berantakan
Jika ada simbol kegagalan Arsenal untuk belajar di bawah Arteta, maka itu akan terdiri dari Xhaka yang marah keluar dari lapangan karena baru saja mendapat kartu merah ke-11 dalam karier profesionalnya.
Sepak terjang gelandang Swiss yang ceroboh, tak berpikir panjang, dan di luar kendali setelah hanya 35 menit bermain adalah tuduhan yang memberatkan atas kenaifan yang dimiliki Arsenal. Itu juga memperjelas kurangnya kepemimpinan di lapangan itu. Xhaka adalah salah satu pemain Arteta yang paling berpengalaman, namun dia gagal pada saat yang dibutuhkan adalah ketenangan.
5. Pesan City ke pesaing untuk memperebutkan gelar Liga Inggris
Kemenangan ini jadi salah satu pesan untuk rival City, bahwa mereka masih siap untuk bersaing mendapatkan gelar Liga Inggris, meski tidak banyak belanja di bursa transfer. City dua pertandingan beruntun menang 5-0, setelah pada pekan pertama kalah oleh Tottenham Hotspurs. Namun dengan penampilan di Etihad, semakin menegaskan kalau mereka masih siap untuk bersaing.