REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala Kepolisian Teheran Hossein Rahimi mengatakan, sekelompok perampok telah mengambil vaksin Covid-19. Pada Ahad (29/8), Rahimi mengatakan perampok menyerang dan mengambil 300 vaksin setelah kendaraan pembawanya meninggalkan fasilitas gudang obat Kementerian Kesehatan Iran di selatan Teheran.
Media Iran melaporkan, para pelaku menyerang mobil yang membawa vaksin. Perampokan ini terjadi saat kasus kematian Covid-19 di Iran sudah mencapai sekitar 106 ribu. Angka itu adalah yang tertinggi di negara-negara Timur Tengah tapi baru delapan persen dari total populasi yang sudah menerima dua dosis vaksin.
Rahimi tidak mengatakan vaksin dari mana yang diambil. Iran banyak menggunakan vaksin produksi perusahaan China, Sinopharm walaupun juga menggunakan vaksin Rusia, Sputnik-V dan AstraZeneca, serta vaksin buatan dalam negeri CovBerekat.
Ahad ini, Iran melaporkan 518 kasus kematian terkait virus corona dan lebih dari 31 ribu kasus infeksi baru. Selasa (24/8) pekan lalu Iran mencatat rekor 709 kasus kematian dalam satu hari.
Negara itu sedang kesulitan menghadapi gelombang wabah kelima Covid-19. Penyebaran virus didorong virus corona varian Delta yang sangat menular.