REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III segera membahas pembangunan sabo dam atau bendungan pengendalian air sungai, untuk mencegah terjadi banjir bandang disertai material lumpur dan kayu, di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Jadi untuk menentukan bisa atau tidaknya membangun sabo dam, nanti kita akan bahas dengan pihak-pihak terkait lainnya," ucap Kepala BWSS III, Taufik, di Desa Rogo, Kabupaten Sigi, Senin (30/8).
Banjir bandang disertai material lumpur dan kayu menerjang permukiman warga di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, pada Ahad (29/8) malam. Terdapat 80 rumah dan kepala keluarga yang terdampak langsung bencana tersebut.
Atas kondisi itu, Kepala Desa Rogo Fuad Hudin berharap kepada pemerintah untuk membangun sabo dam di bagian hulu sungai, agar banjir bandang tidak lagi terjadi.
Menanggapi permohonan itu, Kepala BWSS III Taufi mengatakan usulan tersebut semoga bisa diakomodasi tahun yang akan datang. "Semoga bisa, kami akan kaji dulu. Karena untuk menentukan pembangunan sabo dam, banyak kriteria yang harus diperhatikan. Tidak sekadar menentukan," katanya.
Taufik mengatakan BWSS III akan membahas usulan itu dengan memperhatikan beberapa kriteria terkait, apakah sabo dam harus dilakukan, ataukah cukup dengan normalisasi bagi Sungai Desa Rogo.
Banjir bandang yang menerjang Desa Rogo pada Ahad (29/8) malam, bukanlah banjir yang pertama terjadi. Pada September 2020 wilayah itu juga terdampak banjir bandang yang disebabkan meluapkan air dari Sungai di Desa Rogo itu.
Pihaknya telah mengambil data dan gambar atas kondisi Sungai Rogo saat ini, yang akan ditindaklanjuti untuk dilakukan penataan lebih lanjut. "Kami akan menyusun laporan untuk disampaikan kepada Dirjen di Kementerian PUPR di Jakarta mengenai kondisi sungai Rogo," ujar dia.