REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Regulator kesehatan federal Brasil, Anvisa, pada Sabtu (4/9) menangguhkan penggunaan 12 juta lebih dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech China. Alasannya, vaksin Sinovac tersebut diproduksi di sebuah pabrik yang belum mendapat persetujuan.
Anvisa mengaku pada Jumat telah (3/9) diperingatkan oleh lembaga Butantan Sao Paulo, pusat biomedis yang bermitra dengan Sinovac untuk mengisi dan menyelesaikan vaksin Sinovac, bahwa 25 kelompok vaksin atau setara 12 juta dosis telah dikirim ke Brasil dari pabrik tersebut. "Unit manufaktur tidak diperiksa dan disetujui oleh Anvisa terkait otorisasi penggunaan darurat vaksin yang diumumkan," kata regulator.
Larangan itu merupakan langkah antisipasi untuk menghindari paparan populasi terhadap kemungkinan risiko yang bakal terjadi, tambahnya. Butantan juga telah memberi tahu Anvisa bahwa 17 kelompok vaksin lainnya, total sembilan juta dosis, diproduksi di pabrik yang sama dan sedang berada dalam perjalanan menuju Brasil, kata regulator.
Selama larangan 90 hari, Anvisa mencoba untuk memeriksa pabrik tersebut dan mencari tahu lebih banyak soal keamanan proses manufaktur, lanjutnya. Selama peluncuran vaksinasi Brasil awal tahun ini, mayoritas vaksin yang diberikan berasal dari Sinovac.
Brasil pada Sabtu melaporkan 21.804 kasus dan 692 kematian baru Covid-19, dikutip dari Reuters, Ahad (5/9).