REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy melalui anak usahanya, Adaro Power, siap melebarkan sayap ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan energi bersih dan mendukung rencana pemerintah dalam transisi energi.
Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro menjelaskan, saat ini Adaro aktif mengikuti tender yang digelar oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berbasis EBT. Tak hanya itu, Adaro Power juga sudah membangun PLTS untuk mendukung kebutuhan listrik internal.
"Adaro terus berencana untuk mengembangkan proyek-proyek EBT termasuk PLTS, baik untuk memenuhi kebutuhan listrik dari kegiatan operasional grup Adaro maupun PLN sesuai dengan rencana pengadaan pembangkit EBT untuk IPP," ujar Dharma dalam Publik Ekspos, Senin (6/9).
Dharma menjelaskan, saat ini Adaro sudah punya 130 kWp PLTS atap di area coal processing and barging load di Kelanis, Kalimantan Tengah. Dalam waktu dekat, PLTS tersebut akan dilakukan penambahan kapasitas menjadi total 597 kWp dengan PLTS terapung.
Adaro juga sudah menyelesaikan studi kelayakan untuk pengembangan PLTS di dekat wilayah tambang perseroan. Selain itu, Adaro sedang menjajaki pengembangan PLTS untuk memenuhi kebutuhan listrik di salah satu instalasi pengolahan air bersih milik Adaro.
Adaro sangat terbuka untuk berdiskusi dan bermitra dengan pengembang EBT berpengalaman, baik dari dalam maupun luar negeri. "Baik untuk pengembangan proyek baru (greenfield) maupun untuk kerja sama dalam akuisisi proyek yang sudah berjalan," kata Dharma.
Tak hanya PLTS, Dharma juga menjelaskan, Adaro sedang melakukan penjajakan untuk pengembangan mini hidro di area tambang Adaro di Kalimantan Tengah.
"Adaro juga terbuka untuk bersama-sama dengan partner yang sudah berpengalaman untuk pengembangan bisnis-bisnis EBT lainnya seperti biomassa, PLTMH, PLTA, PLTB dan lainnya," kata Dharma menambahkan.