REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Petenis putri Amerika Serikat (AS), Shelby Rogers, secara terbuka mengkritisi dinamika di media sosial (medsos). Ia baru saja mengalami kekalahan pada babak 16 besar AS terbuka 2021.
Ia tak bisa melewati adangan wakil Inggris, Emma Raducanu. Padahal sebelumnya Rogers menundukkan unggulan pertama Ashleigh Barty.
Ada banyak pujian terdengar untuknya usai aksi berkelas melawan Barty. Tapi situasi bakal berubah 180 derajat setelah yang bersangkutan ditundukkan Raducanu.
"Jelas, kami menghargai sorotan pada saat-saat tertentu, tetapi kemudian, saya akan menghadapi sembilan juta ancaman pembunuhan dan berbagai hal lainnya," kata Rogers, dikutip dari Marca, Rabu (8/9).
Ia melihat fakta tak terelakkan untuk orang-orang seperti mereka. Dengan cepatnya pujian berganti hinaan. Begitu sebaliknya,
Ia mencoba tidak terbawa suasana. Sebelumnya, ada banyak kejadian berkaitan dengan pernyataan atlet 28 tahun itu.
Petenis Jepang, Naomi Osaka, mendapat pelecehan di medsos. Kemudian wakil AS lainnya, Sloane Stephens, mengalami hal serupa.
Juara AS Terbuka 2017 ini tersingkir di putaran ketiga, ajang yang sama, edisi terkini. Ia dikalahkan wakil Jerman Angelique Kerber.
Asosiasi Tenis Wanita (WTA) bekerja sama dengan perusahaan manajemen dan penilaian risiko bernama Theseus. Mereka berupaya mengatasi masalah pelecehan di media sosial terhadap para pemain profesional.