Sabtu 11 Sep 2021 05:30 WIB

Wanita Beriman Lebih Baik daripada Bidadari Surga

Wanita beriman di dunia telah bekerja keras menghadapi saat sulit.

Wanita Beriman Lebih Baik daripada Bidadari Surga
Foto: Mgrol120
Wanita Beriman Lebih Baik daripada Bidadari Surga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petitih bahwa wanita beriman di dunia lebih baik daripada para Bidadari Surga (houri) benar-benar dipercaya dan merupakan ungkapan yang diyakini karena pahala didasarkan pada ketakwaan. Wanita beriman di dunia telah bekerja keras, sabar, dan taat kepada Allah, menjauhkan diri dari dosa, dan tabah menghadapi saat-saat sulit yang menimpa mereka.

Sebaliknya, para bidadari surga hanyalah makhluk surga yang tidak berdosa yang mengabdi kepada Allah. Mereka tidak memiliki suami yang berbuat dosa, yang mencegah mereka dari mengenakan jilbab atau mengarahkan mereka ke jalan dosa.

Baca Juga

Majdah Amir dalam Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam terbitan Qaf Media Kreativa mengatakan bagaimana mungkin mereka yang tidak diperintahkan untuk patuh kepada Allah akan mendapatkan pahala yang setara dengan mereka yang telah diperintahkan untuk melakukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan? Allah berjanji lewat firman-Nya:

Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (al Waqi'ah: 24).

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (ar-Rahman: 60).

Di samping itu, ditekankan dalam hadits Nabi, kesempurnaan dan kebaikan para wanita beriman di dunia itu melebihi para bidadari surga:

At-Tabarani mendapat riwayat dari Umm Salamah r.a. bahwa dia bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, apakah wanita di dunia itu lebih baik daripada para bidadari di surga?" Beliau menjawab, "Para wanita di dunia lebih baik daripada bidadari surga bertingkat-tingkat." Umm Salamah bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah maksudnya itu?" Beliau menjawab, "Karena sholatnya, puasanya, dan ketaatannya ke pada Allah yang Mahakuasa. Allah telah membungkus wajah mereka dengan cahaya, menutupi tubuh mereka dengan sutra yang berwarna putih, gaun hijau, kemeja kuning, wewangian mereka adalah korundum, sisir mereka berupa emas, dan mereka berkata, 'Kami adalah makhluk abadi yang tidak pernah mati, kami adalah makhluk lembut yang tidak pernah mengeras, kami adalah penghuni yang tidak pernah pergi, dan kami adalah orang-orang yang puas yang tidak pernah mengeluh. Terpujilah dia yang diperuntukkan bagi kami dan kami bagi dia."

Siti Aisyah r.a. berkata, "Ketika bidadari surga mengucapkan kata-kata ini, 'Kami adalah yang putri-putri yang sejahtera dan jelita, pasangan dari orang-orang yang dermawan, yang memancarkan cinta dan kebaikan, kami abadi dan tidak pernah mati, yang merasa aman dan tidak kenal takut, para penghuni yang tidak pernah pergi, para wanita beriman di dunia harus menjawab mereka begini, 'Dan kami adalah wanita-wanita yang beribadah sedangkan kalian tidak, kami berpuasa dan kalian tidak, kami berwudhu dan kalian tidak, kami beramal baik dan kalian tidak. Dan aku bersumpah demi Allah, mereka (para wanita beriman) itu lebih baik."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement