Senin 13 Sep 2021 14:36 WIB

SMP di Kota Tangerang Mulai Pembelajaran Tatap Muka

Puluhan SMP tersebut dijadikan pilot project untuk sekolah-sekolah lainnya

Rep: Eva Rianti/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pelajar menerima suntikan vaksin COVID-19 Pfizer saat vaksinasi massal bagi peserta didik di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (2/9/2021). Menurut data Satgas COVID-19 per 31 Agustus 2021, sebanyak 1,9 juta tenaga pendidik dan 1,7 juta anak usia 12-17 tahun yang tergolong usia pelajar mendapatkan vaksin penuh sebagai upaya pemerintah dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Fauzan
Seorang pelajar menerima suntikan vaksin COVID-19 Pfizer saat vaksinasi massal bagi peserta didik di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (2/9/2021). Menurut data Satgas COVID-19 per 31 Agustus 2021, sebanyak 1,9 juta tenaga pendidik dan 1,7 juta anak usia 12-17 tahun yang tergolong usia pelajar mendapatkan vaksin penuh sebagai upaya pemerintah dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Tangerang mulai digelar pada Senin (13/9). Pemerintah Kota Tangerang mencatat jumlah SMP yang menggelar PTM terbatas sebanyak 40 SMP negeri dan swasta.

“Mulai hari ini Pemkot Tangerang sudah memulai pembelajaran tatap muka di 40 SMP,” ujar Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Senin (13/9).

Arief mengatakan, puluhan SMP tersebut dijadikan pilot project untuk sekolah-sekolah lainnya dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Nantinya, sekolah-sekolah lainnya yang belum buka juga secara berangsur mulai menggelar PTM terbatas jika sudah siap dan terverifikasi oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang.“Saat ini tahap pertama (40 SMP) sebagai pilot project sambil kami persiapkan sekolah yang lain,” kata dia.

Pada pelaksanaan PTM perdana itu, Arief meninjau kegiatan PTM di SMP Negeri 25, Kecamatan Larangan. Menurut pengamatannya, pelaksanaan PTM terbatas disambut antusias oleh para siswa. Namun, dia mewanti-wanti agar penerapan protokol kesehatan tetap dapat berjalan, baik bagi siswa, pendidik, tenaga kependidikan, juga orang tua ataupun wali siswa.

Hal itu agar PTM dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Pasalnya, jika ada satu kasus Covid-19 saja yang muncul dari diterapkannya PTM, sekolah yang bersangkutan bisa diberhentikan sementara untuk kembali menggelar sekolah tatap muka.

“PTM ingin terus berlangsung, jangan abai terhadap protokol kesehatan, mulai dari berangkat sekolah hingga pulang ke rumah, selesai pembelajaran langsung pulang ke rumah, hindari kerumunan,” terangnya. Arief meminta para guru untuk dapat mengawasi anak-anak didik dan selalu berkoordinasi serta berkomunikasi dengan wali siswa.

Kegiatan PTM terbatas yang berlangsung diketahui harus menaati aturan yang berlaku. Diantaranya menerapkan jumlah murid sebanyak 50 persen dari kapasitas tiap kelas dan menerapkan sistem ganjil genap dari absensi siswa. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement