Selasa 14 Sep 2021 19:42 WIB

Sikap Sekjen MUI Soal Sindiran Santri Tutup Telinga

Beredar video santri tutup telinga saat suara musik diperdengarkan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Sikap Sekjen MUI Soal Sindiran Santri Tutup Telinga. Foto: Sekjen MUI Amirsyah Tambunan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sikap Sekjen MUI Soal Sindiran Santri Tutup Telinga. Foto: Sekjen MUI Amirsyah Tambunan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyesalkan tindakan sejumlah publik figur yang menyindir santri menutup telinga saat musik diputar di tempat vaksinasi. Ia meminta agar semua pihak menghentikan kebiasaan mengolok-olok orang lain yang berbeda dalam hal apapun. 

"Saya menyesalkan terjadinya olok-mengolok, dan meminta agar semua pihak, berhentilah mengolok-olok kepada sesama. Sikap olok mengolok merupakan cermin budaya yang tidak terpuji," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (14/9).

Baca Juga

Menurutnya, tindakan mencela atau merendahkan orang lain karena perbedaan dari berbagai aspek adalah hal yang tidak terpuji. "Salah satu sifat tercela adalah mengolok-olok sesama manusia, baik karena faktor etnis, suku maupun karena agama," tambahnya.. 

Amirsyah menambahkan, dalam Islam, perilaku mencela atau merendahkan merupakan hal yang dilarang. Karena bisa jadi yang dicela adalah orang yang lebih baik dari yang mencela. 

Dia mengutip ayat Al-Hujurot ayat 11 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.

Dalam sebuah hadist, ia juga berpesan agar tidak menghina balik orang yang menghina kita. Ia mengutip sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Daud:

".. Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.”

"Pada akhirnya, ayat ini memberikan isyarat kuat agar kita tidak menjadi orang yang sombong dan pendendam. Tidak sombong dengan mengolok-olok orang yang berbeda dengan kita dan tidak menjadi pendendam dengan membalas orang yang menzalimi kita. Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang selalu berlaku baik,"terangnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement