REPUBLIKA.CO.IDLONDON -- Kelompok pengawas hak asasi internasional Global Witness melaporkan setidaknya 227 pembela tanah dan lingkungan meninggal dunia secara global pada 2020, Senin (13/9). Kolombia merupakan negara dengan jumlah pembunuhan tertinggi dengan 65 pembela lahan dan lingkungan yang terbunuh.
"Lebih dari setengah serangan terjadi hanya di tiga negara, Kolombia, Meksiko, dan Filipina," kata Global Witness dalam sebuah laporan, dikutip dari Anadolu Agency.
Kelompok itu mengatakan telah mendokumentasikan 30 serangan mematikan terhadap pembela tanah dan lingkungan di Meksiko tahun lalu. Jumlah tersebut telah meningkat 67 persen dari 2019.
Sementara itu, di Filipina sebanyak 29 aktivis lingkungan dan pembela tanah meninggal dunia. Lebih dari setengah serangan mematikan terkait langsung dengan penentangan mereka terhadap proyek pertambangan, penebangan, dan bendungan.
Kelompok hak asasi mengatakan bahwa 166 pembela tanah dan lingkungan telah terbunuh di Filipina antara 2016 hingga 2020. Disebutkan bahwa pembunuhan terhadap pembela tanah dan lingkungan juga tercatat di 19 negara lain, termasuk di Indonesia dengan tiga orang tewas.