REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Tim SAR gabungan kini menjajaki menempuh jalur darat untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat Rimbun Air dengan nomor penerbangan PK OTW yang reruntuhannya terlihat pada ketinggian 2.400 meter dari permukaan laut (mdpl), sekitar 5-6 kilometer dari Bandara Bilogai, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Kepala Kantor SAR Timika George Mercy L Randang di Timika mengatakan pada Rabu (15/9) pagi jajarannya memberangkatkan 10 personel rescuer dari Kantor SAR Timika dipimpin oleh Kasubsi Operasi Syahril ke Sugapa untuk bergabung dengan tim TNI-Polri untuk membantu proses evakuasi para korban.
Para personel SAR Timika itu bermalam di Sugapa dan terus melakukan koordinasi dengan jajaran terkait lainnya untuk mempercepat proses evakuasi para korban. "Tim SAR gabungan di Sugapa sekarang ini sedang mendalami akses darat yang paling memungkinkan untuk bisa mencapai lokasi kecelakaan pesawat Rimbun Air. Perjalanan melalui jalur darat itu dilakukan mengingat saat ini kondisi cuaca di lokasi sudah tertutup awan tebal disertai dengan hujan ringan," jelas Mercy.
Pihak SAR Timika belum mendapatkan kepastian kemana rencana evakuasi para korban setelah ditemukan. "Belum ada rencana untuk itu, kami baru bertemu pihak maskapai, bagaimana kelanjutan soal teknisnya akan kami informasikan lebih lanjut," ujarnya.
Pesawat Rimbun Air PK OTW jenis Twin Otter 3000 itu hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Nabire menuju Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Rabu (15/9) sekitar pukul 07.37 WIT. Pesawat nahas itu dikemudikan oleh PilotMirza (Pilot) dan Kopilot Fajar (Kopilot). Ikut dalam penerbangan itu Teknisi Iswahyudi.
Adapun pesawat tersebut dilaporkan membawa bahan bangunan. Kepala AirNav Indonesia Cabang Timika Andi Nurwansyah mengatakan, pihak SAR Timika melalui peralatannya menangkap sinyal yang diduga berasal dari pesawat Rimbun Air yang jatuh.