Sabtu 18 Sep 2021 17:10 WIB

Puluhan Ribu Migran Tidur di Bawah Jembatan Texas

Lebih dari 10 ribu migran yang mayoritas warga Haiti ditempatkan di bawah jembatan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga Haiti menyeberangi perbatasan menuju Amerika Serikat (AS) di Tijuana, Meksiko. Lebih dari 10 ribu migran yang mayoritas warga Haiti ditempatkan di bawah jembatan Texas. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Gregory Bull
Warga Haiti menyeberangi perbatasan menuju Amerika Serikat (AS) di Tijuana, Meksiko. Lebih dari 10 ribu migran yang mayoritas warga Haiti ditempatkan di bawah jembatan Texas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIUDAD ACUA - Lebih dari 10 ribu migran yang sebagian besar warga Haiti ditempatkan di sebuah kamp kumuh di bawah jembatan di Texas selatan pada Jumat (17/9). Peristiwa itu terjadi bahkan ketika ratusan lainnya menuju ke perbatasan yang menjadi tantangan kemanusiaan dan politik yang berkembang bagi Presiden AS Joe Biden.

Orang-orang Haiti itu bergabung dengan warga Kuba, Venezuela, dan Nikaragua di bawah Jembatan Internasional Del Rio melintasi Rio Grande yang menghubungkan Ciudad Acua di Meksiko ke Del Rio, Texas. Mereka tidur di bawah selimut tipis, sementara beberapa orang mendirikan tenda kecil.

Para pejabat di kedua sisi perbatasan AS-Meksiko mengatakan mayoritas migran adalah warga Haiti dan diperkirakan akan lebih banyak lagi yang akan tiba. Sebagian besar orang yang berbicara kepada Reuters tidak datang langsung dari Haiti. Akan tetapi mereka telah melakukan perjalanan panjang dan mengerikan melalui Meksiko dan Amerika Tengah dan Selatan.

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengikuti rute yang dibagikan di antara mereka melalui WhatsApp. Di Ciudad Acua, dua pekerja di terminal bus utama mengatakan setidaknya dua lusin bus yang penuh dengan orang Haiti tiba pada Jumat.

Satu pekerja itu memperkirakan kedatangan individu sekitar 1.100. Seorang pejabat Meksiko mengatakan jumlah migran sekitar 12 ribu pada Jumat sore.

Reuters melihat lusinan sebagian besar migran Haiti tiba di terminal, membawa kendi berisi air, ransel, dan map yang berisi dokumen perjalanan. Banyak yang mengatakan mereka segera berencana menyeberangi Rio Grande yang dangkal.

Ali Sajous, 29, seorang migran Haiti, mengatakan para pejabat AS membagikan nomor untuk pemrosesan imigrasi. Dia, suaminya, dan putrinya yang berusia dua tahun yang tiba Senin adalah No. 910 di antrean keluarga. Pihak berwenang sedang memproses No. 685 pada saat itu, katanya.

Haiti, negara termiskin di Belahan Barat Bumi, memiliki sejarah yang bermasalah. Pada Juli, presidennya dibunuh. Pada Agustus gempa bumi besar dan badai dahsyat melanda negara itu.

Banyak orang Haiti yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan mereka dulu tinggal di Amerika Selatan, sering kali Brazil atau Chile. Sekarang mereka menuju utara karena mereka tidak dapat memperoleh status hukum atau berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Beberapa warga Haiti juga mengatakan mereka terdorong oleh video di media sosial tentang permohonan suaka di Amerika Serikat. Seorang pejabat Meksiko, berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan sekitar 500 migran kebanyakan warga Haiti naik bus pada Jumat menuju kota perbatasan Reynosa, timur Del Rio dan di seberang McAllen, Texas. Ratusan warga Haiti sudah berada di jembatan perbatasan di sana.

Kemudian pada Jumat, media berita Meksiko Aristegiu Noticias mengatakan pejabat migrasi telah menurunkan sekitar 400 migran dari bus di kota San Fernando. Para migran, termasuk wanita hamil, anak-anak dan orang tua, berencana berjalan sekitar 150 kilometer ke Reynosa, kata laporan itu. Institut Migrasi Nasional Meksiko (INM) tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement