Selasa 21 Sep 2021 02:00 WIB

Makin Membaik, Kota Cirebon Tempati PPKM Level 2

Dalam pelaksanaannya, PPKM efektif dalam menurunkan kasus Covid-19.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi
Foto: Diskominfo Kota Cirebon
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kota Cirebon kini menempati Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, setelah sebelumnya bertahan di level 3 dan level 4. Pelaksanaan PPKM dan percepatan vaksinasi dinilai efektif dalam mengendalikan penyebaran kasus Covid-19.

"Kita (Kota Cirebon) sudah masuk level 2,’’ kata Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, Senin (20/9).

Agus menyatakan, PPKM yang dalam pelaksanaannya membatasi pergerakan masyarakat, efektif dalam menurunkan kasus Covid-19. Selain itu, Kota Cirebon juga kontinyu melakukan testing, tracing dan treatmen, serta gencar melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.

Saat ini, kata Agus, capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon sudah mencapai 67 persen. Dia pun optimis, vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon bisa mencapai 100 persen pada akhir tahun.

"(Capaian target 100 persen) mampu kalau stok vaksinnya aman," tukas Agus.

Agus menambahkan, vaksin sekarang ini masih tersedia. Namun, sasarannya sudah ditentukan, salah satunya untuk vaksin kedua.

Ketika ditanyakan mengenai keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit/bed occupancy rate (BOR) di Kota Cirebon, Agus menyebutkan, saat ini sudah semakin menurun.

Agus menyebutkan, dari 207 tempat tidur yang sebelumnya disiapkan RSD Gunung Jati untuk pasien Covid-19, kini dikurangi hanya 100 tempat tidur. "Yang lain dikembalikan ke rawat inap biasa," ujar Agus.

Sedangkan untuk kasus aktif di Kota Cirebon, saat ini tinggal 37 kasus. Pemkot Cirebon pun tidak menghentikan testing, tracing, dan treatmen untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Sementara itu, mengenai pembatasan kegiatan masyarakat di level 2, Agus menyatakan, masih menunggu ketentuan resmi dari pemerintah pusat. Namun, untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, masih tetap hanya diperkenankan sebanyak 50 persen dari jumlah siswa dalam satu kelas.

"Kita lihat dua bulan ke depan. Kalau kondisinya membaik, maka PTM bisa 100 persen,’’ tandas Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement