Rabu 22 Sep 2021 11:06 WIB

Presiden RI akan Pidato Secara Virtual di Sidang PBB

SMU PBB kali ini digelar dalam format hibrida atau campuran kehadiran dan virtual.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Layar memperlihatkan Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (23/9/2020). Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-76 PBB.
Foto: ANTARA/HO/Kemenlu
Layar memperlihatkan Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (23/9/2020). Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-76 PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-76 PBB. Jokowi dijadwalkan menyampaikan pidatonya pada Rabu (22/9) waktu New York, Amerika Serikat (AS).

"Presiden RI (Jokowi) akan menyampaikan pidato di SMU 76 PBB besok, Rabu, 22 September, sore waktu New York, atau Kamis pagi waktu Jakarta, secara virtual dan saya yang akan menghantarkan pidato Presiden," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pengarahan secara virtual dari New York, Rabu (22/9).

Sidang kali ini dipimpin presiden majelis umum yang baru, Menlu Maladewa Abdulla Shahid. SMU PBB kali ini digelar dalam format hibrida atau campuran kehadiran dan virtual. Menlu Retno menjelaskan sebanyak 195 negara dijadwalkan berpartisipasi dalam sesi debat umum tingkat tinggi atau high level week SMU ke-76 PBB.

Sebanyak 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir langsung ke New York maupun yang menyampaikan pernyataan atau pidato secara virtual. "Dari ASEAN, hampir semua pemimpin menyampaikan statement secara virtual kecuali Presiden Vietnam," kata Menlu Retno.

Tema sidang kali ini adalah Building resilience through hope, to recover from Covid-19, rebuild sustainably, respond to the needs of the planet, respect the rights of the people, and revitalize the United Nations. Tema ini menunjukkan bahwa tantangan masih dihadapi dunia saat ini, dari Covid-19 hingga perubahan iklim serta kemiskinan yang semakin dalam akibat pandemi hingga masih terjadinya konflik di berbagai belahan dunia.

 Hari ini Rabu waktu New York merupakan hari pembukaan High Level SMU. Di awal pidatonya Sekretaris Jenderal PBB membicarakan ketimpangan akses vaksin yang masih sangat lebar. Hal tersebut dipastikan berdampak pada sulitnya dunia dapat pulih keluar dari pandemi. Oleh karenanya, dia Sekjen PBB menekankan pentingnya untuk kolaborasi dunia guna memenuhi harapan masyarakat internasional.

Mekanisme multilateral, ujarnya, harus dapat menjembatani enam kesenjangan yang terjadi di dunia saat ini, yaitu, peace divide, climate divide, rich and poor divide, gender divide, digital divide, dan generation divide. Sementara itu, Presiden SMU PBB menyampaikan beberapa prioritas yang akan diusung selama kepemimpinannya, diantaranya pandemi covid-19 terutama isu mengenai gap vaksin, climate change, gender, youth, dan reformasi PBB.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement