Sabtu 25 Sep 2021 17:00 WIB

Islam Hadir Untuk Melahirkan Generasi Ilmiah 

Pemimpin yang cakap literasinya,akan mampu melahirkan gagasan-gagasan cemerlang.

Pemuda Hidayatullah Jawa Timur, Rayon Bojonegoro, menggelar acara Leadership Training Center (LTC), untuk semua kader muda Hidayatullah, di Tuban, Sabtu (25/9).
Foto: Dok Pemuda Hidayatullah
Pemuda Hidayatullah Jawa Timur, Rayon Bojonegoro, menggelar acara Leadership Training Center (LTC), untuk semua kader muda Hidayatullah, di Tuban, Sabtu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN  -- Pemuda Hidayatullah Jawa Timur, rayon Bojonegoro, menggelar acara Leadership Training Center (LTC), untuk semua kader muda Hidayatullah. 

 “Acara ini diadakan, selain menjalankan amanah yang telah diberikan organisasi, juga dalam rangka pembinaan nilai-nilai ruhiah dan kepemimpinan para pemuda Hidayatullah,” kata Muhammad Thalib, ketua rayon Pemuda Hidayatullah Bojonegoro dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Acara yang diselenggarakan di kampus Hidayatullah, Tuban , Sabtu (25/9) ini  menyugukan beberapa materi kepemimpinan. Salah satunya bidang literasi. 

Dalam penyampaiannya, Robinsah, selaku pemateri, mengingatkan para peserta untuk menumbuhkan aktivitas literasi. Hal ini dinilai penting, untuk mengasah jiwa kepemimpinan yang matang. 

"Pemimpin yang cakap literasinya, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan cemerlang, karena ia mampu membaca peluang-peluang, sekaligus tantangan kedepan yang akan dihadapi," ulasnya. 

Hal itu bertolak belakang dengan pemimpin yang literasinya lemah. Miskin ide. Gamang dalam bersikap. Bahkan sekedar menyampaikan gagasanpun belepotan. 

"Jangan sampai pemimpin semisal nomor dua itu ada pada diri setiap pemuda Muslim. Sebab hal yang demikian, sama sekali tidak mencerminkan identitas keislaman,"  pemuda asal Lampung ini mengingatkan. 

Sebab, sambungnya, kalau  ditilik secara mendalam kaitannya dengan literasi, maka salah satu misi diturunkannya Islam, yaitu ingin melahirkan generasi ilmiah yang bertauhid. 

"Generasi yang suka  membaca (iqra') apa saja selagi positif. Dan dengan proses itu, ia semakin tunduk dan patuh kepada Tuhannya (fasjud waqtarib), karena menyadari akan Kemahabesaran Allah atas segala sesuatu," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement