REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sedang melakukan penguatan kelembagaan, sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana. Hal ini disampaikan Ketua Baznas, Prof KH Noor Achmad saat Coffee Morning Gerakan Cinta Zakat Baznas Media Center (BMC).
Kiai Noor menyampaikan, Baznas tahun ini sedang melakukan penguatan kelembagaan, organisasi dan manajemen. Semua unit pengumpul zakat (UPZ) juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penguatan ini.
Menurutnya, Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) seluruh Indonesia harus menjadi organisasi yang modern dan terstruktur. Mereka harus menjadi organisasi yang hidup dari pusat sampai ke bawah.
"Namun ini menjadi persoalan tersendiri karena (LAZ) di daerah (masih ada yang) dijalankan tidak sesuai dengan harapan kita, maka kami ingin memastikan seluruh pengelola zakat dari pusat sampai ke bawah menjadi kekuatan yang hidup terus dengan manajemen yang modern," kata Kiai Noor saat pidato pada Coffee Morning Gerakan Cinta Zakat BMC, Rabu (29/9).
Ia menyampaikan, Baznas juga melakukan penguatan di bidang SDM, karena SDM sangat beragam di seluruh Indonesia. Sementara itu tantangan untuk menangani persoalan umat semakin luar biasa dan rumit.
Maka Baznas ingin memastikan SDM yang ada memahami betul tentang zakat, baik itu dari aspek fikihnya, keuangannya dan organisasinya. Sekaligus mengetahui cara mengelola zakat sesuai dengan keinginan umat.
"Kita terus-menerus mengembangkan supaya SDM kita ke depan terus menjadi SDM yang kuat, yang menguasai beberapa bidang," ujarnya.
Kiai Noor menambahkan, Baznas juga akan menguatkan bidang sarana dan prasarana. Dalam hal ini meningkatkan pemanfaatan teknologi digital. Sehingga nanti Baznas mempunyai sistem dan aplikasi yang sama di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, Baznas pusat mempunyai tanggung jawab melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Pengelolaan ini menyangkut bidang perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi. Ini semua menjadi tanggung jawab Baznas.
"Sehingga perencanaan (Baznas) seluruh Indonesia, kami harus tahu, mereka mengumpulkan zakat, mau membuat apa, kita juga harus tahu," jelasnya.
Coffee Morning Gerakan Cinta Zakat BMC dihadiri ketua dan wakil ketua Baznas, jajaran pimpinan Baznas, jajaran direktur Baznas dan para insan pers dari berbagai media massa. Diskusi insan pers bersama Baznas sangat interaktif dalam rangka mendukung gerakan cinta zakat.
Di forum yang sama Pimpinan Baznas, Muhamad Nadratuzzaman Hosen, mengatakan, insan pers adalah sahabat. Untuk itu Baznas ingin bersinergi dengan insan pers dalam mensosialisasikan aktivitas kemanusian yang dilakukan Baznas.
"Karena masih banyak orang menganggap, aktivitas Baznas ini aktivitas keagamaan, sehingga seolah-olah ruang geraknya hanya untuk kepentingan umat Islam saja," ujarnya.
Ia mengatakan, padahal Baznas tidak sesempit itu, banyak kegiatan kemanusiaan. Seperti program tanggap bencana, Rumah Sehat Baznas dan lain-lain.
Pimpinan Baznas, Achmad Sudrajat, menyampaikan, Baznas sangat menerima berbagai masukan dari insan pers. Sebab Baznas juga berencana membuat Baznas Institut. Menurutnya, insan pers bisa menjadi bagian dari pengajar atau pelatih dalam hal pengembangan kemampuan jurnalistik dan keterampilan khusus lainnya.
"Kami berharap juga pada masa tertentu nanti ada forum wartawan zakat dunia, di mana kita menjadi rumah dari World Zakat Forum dan beberapa tahun lalu kami pernah membuat pertemuan dengan jurnalis yang intens dalam hal kemanusiaan," ujarnya.
Baznas mengucapkan terima kasih kepada seluruh media massa yang telah bersinergi dengan Baznas dalam menyebarkan informasi terkait zakat dan peran Baznas di tengah masyarakat. Seperti program penanggulangan Covid-19, yakni program Kita Jaga Kiai, Kita Jaga Usaha, Beasiswa Santri dan Ma'had Aly, Kita Jaga Yatim dan program-program lainnya.