REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua meminta warga dan pemerintah daerah se-provinsi itu meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca secara ekstrem selama September 2021 hingga awal Januari 2022.
Kepala BPBD Papua Willem Manderidi Jayapura, Rabu (29/9), mengaku sudah meminta melalui Pemprov Papua agar diteruskan kepada pemkab dan pemkot terkait dengan kewaspadaan peningkatan curah hujan.
Permintaan itu disampaikan karena adanya informasi dari BMKG terkait dengan terjadinya peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Papua sehingga harus waspada dan bersiaga, terutama daerah yang rawan longsor dan banjir.
Curah hujan tinggi sudah terjadi di beberapa daerah di Papua, seperti di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Kepulauan Yapen sehingga menyebabkan terjadinya longsor dan banjir.
Karena itulah, katanya,pemda harus waspada dan siaga dengan selalu melihat lingkungan dan tidak melakukan penebangan serta membersihkan kawasan di sekitarnya, termasuk selokan yang selama ini tersumbat, sehingga saat hujan deras tidak menyebabkan air meluap.
"Masyarakat yang bermukim di pegunungan juga waspada karena bila curah hujan tinggi dapat menyebabkan longsor," katanya.
Ia mencontohkan tentang banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Jayapura pada 2019."Mari jaga lingkungan dan selalu waspada saat curah hujan tinggi," kata dia.
Ketika ditanya tentang kebakaran hutan, ia mengatakan, untuk Papua kebakaran hutan biasanya hanya terjadi di bagian selatan namun itu tidak meluas karena tingginya curah hujan.
"Walaupun demikian BPBD di kabupaten dan kota di Papua diminta untuk waspada," kata Willem Manderi.