Rabu 29 Sep 2021 17:23 WIB

Sekolah Tatap Muka di Pangandaran dan Ciamis Diklaim Aman

Penerapan protokol kesehatan di sekolah terus diawasi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sekolah di Kabupaten Pangandaran menggelar KBM tatap muka, Senin (21/9).
Foto: dok humas pemkab Pangandaran
Sekolah di Kabupaten Pangandaran menggelar KBM tatap muka, Senin (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Seluruh sekolah di Kabupaten Pangandaran telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Berdasarkan pemantauan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, pelaksanaan PTM berjalan aman.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikpora Kabupaten Pangandaran, Dodi Djubardi mengatakan, sejauh ini tak ada masalah serius dalam pelaksaan PTM di sekolah. Menurut dia, belum ada laporan adanya klaster penularan Covid-19 di sekolah atau adanya siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Pelaksanaan PTM berjalan dengan baik," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (29/8).

Ia menjelaskan, Disdikpora bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran juga terus melakukan rapid test antigen secara acak ke sekolah untuk bahan evaluasi pelaksanaan PTM. Setiap harinya, rapid test antigen kepada 10 siswa SD, 10 siswa SMP, dan satu guru, dari setiap kecamatan. "Alhamdulillah, sampai sekarang tak ada yang terkonfirmasi," ujar dia.

Dodi menambahkan, penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah juga terus diawasi. Sejak PTM kembali dimulai, sekolah sudah diwajibkan membentuk satuan tugas internal untuk melakukan pengawasan penerapan prokes.

Selain itu, Disdikpora juga terus melakukan pemantauan ke sekolah-sekolah untuk memastikan penerapan prokes berjalan sesuai ketentian. "Semua sudah sadar prokes sekarang," kata dia.

Menurut Dodi, pihaknya juga terus melakukan vaksinasi Covid-19 kepada siswa sekolah. Ia menyebut, saat ini capaian vaksinasi di sekolah sudah cukup tinggi. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, capaian vaksinasi dosis pertama untuk kalangan remaja sudah di angka 71,63 persen hingga 28 September 2021. Dari total 39.009 sasaran remaja, sebanyak 27.943 orang di antaranya sudah divaksin.

Sementara di Kabupaten Ciamis, seluruh sekolah tingkat SD dan SMP juga sudah melaksanakan PTM terbatas. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, terdapat 745 SD dan 131 SMP yang melaksanakan PTM. 

"Kita selalu monitor penerapan prokes. Pak Bupati juga sudah menugaskan semua OPD untuk memantau ke daerah, selain memantau keadaan Covid-19 di masyarakat, juga pelaksanaan PTM. Terutama dalam penerapan prokes," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Asep Saeful Rahman saat dihubungi Republika.co.id.

Ia menilai, berdasarkan pantauannya di lapangan, penerapan prokes di lingkungan sekolah sudah berjalan baik. Ketika terdapat siswa yang lupa menerapkan prokes, para guru selalu mengingatkan. 

Namun, menurut dia yang menjadi keterbatasan di lapangan adalah ketika anak pulang sekolah. Saat keluar lingkungan sekolah, masih ditemukan siswa yang abai menerapkan prokes.

Karena itu, ia berharap kepada semua pihak ikut mengingatkan anak-anak agar tetap disiplin prokes. "Termasuk orang tua, kalau anaknya masuh kelas bawah SD sebaiknya diantar-jemput, sehingga selamat dari paparan Covid-19," ujar dia.

Kendati demikian, Asep mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan PTM di Kabupaten Ciamis berjalan aman. Tak ada laporan penularan kasus Covid-19 di sekolah.

"Alhamdulillah sampai saat ini tak ada klaster sekolah di Ciamis. Kasus di sekolah tidak ada. Mudah-mudahan tak juga Covid segera pergi," ujar dia.

Ihwal capaian vaksinasi Covid-19 untuk kalangan remaja, Asep mengeklaim, sebanyak 65 persen siswa di Kabupaten Ciamis sudah menjalani vaksinasi dosis kedua. Ia menargetkan, vaksinasi kepada remaja dapat tuntas pada November.

Sebelumnya, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah sempat ditemukan di Kota Tasikmalaya. Di daerah itu, terdapat dua guru dari dua sekolah yang terpapar Covid-19. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran dan pengetesan kepada kontak erat dari dua guru itu. Hasilnya, tak ada penularan Covid-19 di sekolah.

"Kita sudah periksa semua, tak ada yang tertular dari dua guru itu," kata Asep, Rabu.

Menurut dia, tak menularnya Covid-19 dari dua guru tersebut kemungkinan disebabkan karena yang bersangkutan sudah menjalani vaksinasi. Alhasil, risiko guru tersebut menularkan virus kepada yang lain lebih rendah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement