REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sholat menjadi ibadah penting bagi umat Islam dan menjadi salah satu rukun dalam berislam.
Untuk itu, dalam melaksanakannya harus sesuai dengan petunjuk atau tuntunan dari Rasulullah SAW. Sebagaimana hadits yang mengatakan:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.” (HR. Bukhari).
Lantas bagaimanakah sholat yang sesuai dengan cara Nabi melakukannnya? Seperti apa sifat sholat Nabi di tiap gerakannya?
Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Prof Wahbah Az Zuhaili, disebutkan sifat sholat Rasulullah SAW sesuai dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Humaid As Saidi, perawi berkata, “Aku mendengar Abu Humaid yang waktu itu sedang bersama sepuluh sahabat Rasulullah SAW dan salah seorang di antara mereka adalah Abu Qatadah bin Rib‘i berkata, “Aku yang paling tahu tentang sholat Rasulullah SAW dibanding kalian.”
Para sahabat berkata, “Tetapi dibanding dengan kami, engkau bukanlah orang yang lebih dulu bersama Rasulullah, dan tidak lebih banyak dari kami dalam menghadiri ceramah beliau.”
Dia menjawab, “Memang benar.” Mereka berkata, “Kalau memang demikian, coba jelaskan kepada kami!”
Dia berkata, “Beliau (Nabi SAW) jika sholat, berdiri tegak dan mengangkat kedua tangan beliau setinggi pundak seraya bertakbir, Allahu Akbar. Jika hendak ruku, beliau juga mengangkat kedua tangan setinggi pundak, bertakbir dan ruku. Posisi punggung beliau lurus ketika ruku, tidak codong ke atas atau condong ke bawah, dan kedua tangan memegang kedua lutut.
Kemudian ketika bangun dari ruku’, beliau mengucapkan tasmi, Sami‘allaahu liman hamidah’ [Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya], sambil mengangkat kedua tangan dan berdiri tegak hingga semua tulang persendian kembali seperti semula.”
“Setelah itu beliau turun untuk sujud sambil bertakbir. Posisi duduk beliau dengan melipat kaki kiri dan mendudukinya, kemudian beliau bangkit. Hal yang sama beliau lakukan dalam rakaat kedua, hingga ketika bangkit dari dua sujud beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangan setinggi bahu, sebagaimana beliau lakukan ketika takbir iftitah. Kemudian pada rakaat terakhir, Rasulullah SAW duduk tawarruk lantas mengucapkan salam.”
Mereka (para sahabat) berkata, “Engkau benar, demikianlah sifat shalat Rasulullah SAW.” (HR lima imam kecuali An Nasai).