REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ikon tinju dunia Manny Pacquiao pada Rabu (29/9) mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia olahraga. Dia akan fokus pada pencalonan presiden Filipina, yang akan menjadi pertarungan terbesar dalam karirnya.
Dalam video berdurasi 14 menit yang diunggah di Facebook dan Twitter, Pacquaio yang dikenal sebagai Pacman, mengucapkan terima kasih kepada para penggemarnya di seluruh dunia. Pacquaio mengakhiri karirnya di dunia tinju setelah 26 tahun. Dia telah mengantongi gelar juara dunia di delapan divisi berbeda, dan menjadi salah satu petinju yang tak tertandingi.
Pengunduran diri petinju berusia 42 tahun itu menuai banyak reaksi dari para penggemar. Pacquiao merupakan salah satu petinju ofensif terbaik dalam sejarah olahraga. Dia mengatakan, ke depan akan ada petinju Filipina lainnya yang bersinar dan menjadi bintang.
"Saat saya menggantung sarung tinju, saya ingin berterima kasih kepada seluruh orang-orang di dunia, terutama orang-orang Filipina karena telah mendukung Manny Pacquiao,” kata Pacquaio sambil menahan air mata.
Pacquiao berasal dari keluarga miskin, dan mulai berkelahi di jalanan saat masih kanak-kanak. Dia berkelahi dengan hadiah 2 dolar AS setiap pertarungan. Kini, aset kekayaan Pacquaio telah mencapai 63 juta dolar AS.
Promotor tinju veteran Bob Arum pada 2010, menilai Pacquaio sebagai salah satu petarung pound-for-pound terbaik dalam sejarah, bahkan lebih baik dari petinju Muhammad Ali. Pada Agustus, Pacquaio kalah dalam pertandingan perebutan gelar kelas welter WBA melawan petinju Kuba, Yordenis Ugas. Dengan demikian, Pacquaio pensiun dengan mencatat rekor 62 kemenangan, termasuk 39 KO, delapan kekalahan, dan dua kali seri. "Manny Pacquiao akan selalu menjadi petinju terhebat sepanjang masa," kata Presiden Senat Vicente Sotto.
Masa jabatan Pacquaio sebagai senator akan berakhir tahun depan. Pacquiao siap bertarung dalam pemilihan presiden dan menampilkan diri sebagai kandidat terbaik untuk menggantikan Presiden Rodrigo Duterte.
Namun, banyak pengamat politik meragukan kemampuan Pacquaio untuk memerangi kemiskinan, dan masalah sosial yang mengakar. Mereka juga tidak yakin Pacquaio mampu menangani kejatuhan ekonomi dan tingkat pengangguran akibat dampak pandemi Covid-19.
“Dia dipuja sebagai petinju, tetapi bahkan mereka yang memujanya sebagai petinju memiliki pemikiran kedua tentang kemampuannya untuk memerintah,” kata Temario Rivera, seorang pensiunan akademisi.
Sejak 2010, Pacquiao membagi waktunya antara politik dan pertandingan tinju yang sebagian besar digelar di Amerika Serikat. Ketika mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan presiden, Pacquaio berjanji untuk memerangi korupsi.
Seorang penulis, kolumnis dan akademisi yang berspesialisasi dalam politik, Richard Heydarian, mengatakan, pengumuman pensiun Pacquiao dati dunia tinju menunjukkan bahwa dia sekarang akan memberikan waktunya 100 persen di dunia politik. “Saya pikir Pacquiao semakin muncul sebagai kandidat oposisi,” kata Heydarian.
Jajak pendapat baru menunjukkan, dukungan untuk Pacquiao naik satu tingkat ke posisi keempat, menjadi menyudutkan 12 persen dari sebelumnya 8 persen. Jajak pendapat tersebut dilakukan terhadap 2.400 responden.