REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada seorang lelaki ada kesunnahan untuk menutup kepalanya. Dalam sejumlah hadits dijelaskan, yaitu dengan menggunakan serban yang dililitkan ke kepala atau biasa juga disebut dengan imamah.
Akan tetapi, ulama berpendapat esensinya adalah pada menutup kepala. Maka, tiap komunitas Muslim bisa berbeda-beda di tiap wilayah budaya dalam upaya menutup kepalanya, terutama ketika hendak sholat.
Perbedaan itu dapat dari bentuk dan nama penutup kepala yang digunakan. Misalnya, di Indonesia dikenal dengan songkok atau peci, di Timur Tengah ada kufiya, di Pakistan dikenal karakul, di Afghanistan biasa menggunakan pakol, dan lainnya.
Kendati demikian menggunakan imamah sebagai penutup kepala menjadi keistimewaan tersendiri terlebih sesuai dengan apa yang dijelaskan hadits. Sejatinya, menggunakan imamah atau pun sejenisnya akan membuat seorang Muslim itu menjadi lebih terhormat.
Lebih dari itu, menggunakan imamah, peci atau songkok dan sejenisnya menjadi pengingat seorang Muslim yang memakainya, bahwa dirinya sedang menggunakan salah satu atribut identitas seorang Muslim yang disunnahkan Rasulullah. Maka, secara tidak langsung orang tersebut akan terdorong menjaga emosinya agar tetap sabar, menghindari tempat-tempat maksiat, dan lain sebagainya.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits:
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِعْتَمُّوْاتَزْدَادُوْاحِلْمًا.
Rasulullah ﷺ bersabda : Gunakanlah kalian semua serban, maka akan tambah kesabaran kalian semua.
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْعَمَائِمُ تِيْجَانُ الْعَرَبِ يُعْطَى الْعَبْدُبِكُلِّ كَوْرَةٍ يُدَوِّرُ هَاعَلَى رَأْسِهِ أَوْقَلَنْسُوَتِهِ نُوْرًا.
Rasulullah ﷺ bersabda: Serban itu jadi mahkotanya orang Arab. Diberikan kepada hamba dari setiap lilitan yang dibelitkan kepada kepalanya atau songkoknya diberikan cahaya.