REPUBLIKA.CO.ID, ROMA --Pertengkaran Mohamed Salah dengan Jose Mourinho saat masih sama-sama di Chelsea, disebut sebagai penyebab hengkangnya pemain Liverpool itu dari Stamford Bridge. Pemain berusia 29 tahun tersebut bergabung bersama the Blues dari Basel pada Januari 2014.
Tapi ia gagal bersinar dan tak mampu masuk ke skuad utama. Salah kemudian dipinjamkan ke Fiorentina dan Roma, yang kemudian menandatangani kontrak permanen pada 2016.
Bersama Roma, Salah mendapatkan performanya kembali, lalu menarik perhatian Liverpool yang membawanya ke Anfield pada musim panas 2017.
Salah kemudian meningkatkan levelnya saat kembali ke Liga Primer Inggris, dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Liverpool.
Salah bahkan dipuji sebagai pemain terhebat di dunia dengan performanya saat ini, setelah mengawali musim dengan impresif.
Hal tersebut membuat orang bertanya-tanya kenapa ia gagal di Chelsea. Hal sama juga terjadi kepada Kevin de Bruyne, yang dianggap sebagai kelebihan pemain bersama the Blues, sebelum akhirnya bersinar di Manchester City.
Eddie Newton, yang pernah jadi pelatih teknik Chelsea saat Salah di Stamford Bridge, menjelaskan alasan kenapa pemain beragama muslim itu tidak sukses di London.
Menurutnya, saat itu Mourinho dan Salah memiliki konflik kepribadian. Sehingga, masalahnya bukan pada bakat Salah ataupun De Bruyne.
''Itu konflik pribadi (dengan Jose Mourinho. Saya hanya berpikir itu tidak berhasil. Saya pikir mereka sudah sangat baik, tapi manajer tidak bicara empat mata dengan mereka. Jadi itu tidak bekerja,'' ungkap Eddie, dikutip dari Mirror, Rabu (13/10).
Sementara untuk Romelu Lukaku, memang karena kala itu ia tidak siap untuk menjadi penyerang tengah, dan membawa platform seperti Didier Drogba.
Lukaku memang saat itu selalu dibandingkan dengan Drogba, dan itu tidak adil bagi penyerang yang kini kembali ke Chelsea tersebut. ''Itu situasi yang berbeda dari pemain yang berbeda,'' jelas dia.