Kamis 14 Oct 2021 05:55 WIB

Aspirin Dosis Rendah tak Lagi Efektif Cegah Sakit Jantung

Aspirin dosis rendah tak lagi direkomendasikan cegah sakit jantung.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Aspirin dosis rendah tak lagi direkomendasikan cegah sakit jantung.
Foto: Wikipedia
Aspirin dosis rendah tak lagi direkomendasikan cegah sakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aspirin dengan dosis rendah (baby aspirin) yang mengandung 81mg atau kurang, selama ini diyakini bisa membantu mencegah serangan jantung. Namun para ahli menyatakan, baby aspirin tak lagi direkomendasikan untuk mencegah risiko penyakit kardiovaskular.

Sebaliknya, mereka menyimpulkan, orang yang berusia di atas 40 tahun tidak boleh mengonsumsi aspirin setiap hari untuk mencegah penyakit kardiovaskular tanpa rekomendasi dokter. Bahkan, orang di atas 60 tahun sama sekali tidak direkomendasikan minum aspirin untuk pencegahan kardiovaskular.

Baca Juga

Aspirin dosis rendah setiap hari telah lama dilihat sebagai cara relatif aman untuk mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Manfaat aspirin untuk kardiovaskular, yang membantu mengencerkan darah, dianggap lebih besar daripada risiko sederhana peningkatan perdarahan. 

Meski aspirin tampaknya membantu mencegah kekambuhan bagi individu yang sebelumnya pernah sakit jantung, penelitian terbaru belum menemukan manfaat jelas dari aspirin bagi orang sehat. Aspirin dinilai tak efektif membantu mencegah penyakit jantung bagi orang sehat.

Dalam satu penelitian, bahaya pendarahan dari aspirin bahkan lebih mendominasi, alih-alih memberikan manfaat. Utamanya bagi individu di atas 70 tahun. Karenanya pada 2019, American Heart Association dan American College of Cardiology bersama-sama merilis pedoman bahwa aspirin hanya boleh dikonsumsi oleh individu antara usia 40 dan 70 tahun yang berisiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular dan risiko rendah untuk perdarahan. 

Namun, pada dasarnya, para ahli tidak menganjurkan konsumsi aspirin sebagai pencegahan tanpa seizin dokter, terutama untuk orang yang berusia di atas 70 tahun.

Rancangan pedoman baru dari US Preventive Service Task Force (USPTF) juga tidak lagi merekomendasikan konsumsi aspirin setiap hari untuk semua kelompok umur. Adapun bagi individu antara usia 40 dan 60 yang khawatir tentang risiko kardiovaskular, bisa mengonsumsi aspirin jika dipantau oleh dokter.

Individu berusia di atas 60 tahun pun sama, boleh mengonsumsi aspirin jika telah berkonsultasi dengan dokter. 

"Tidak ada lagi pernyataan menyeluruh bahwa setiap orang yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung, meskipun mereka tidak pernah mengalami serangan jantung, harus mengonsumsi aspirin," kata Chien-Wen Tseng, kata anggota USPTF seperti dilansir dari Gizmodo, Rabu (13/10).

"Kita harus lebih pintar dalam mencocokkan pencegahan primer dengan orang-orang yang paling diuntungkan dan memiliki risiko bahaya paling kecil," tambah dia 

Pedoman baru ini secara teknis hanya berupa draf proposal, jadi mungkin ada beberapa perubahan pada bahasa final. USPSTF akan menerima komentar publik atas proposal mereka hingga awal bulan depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement