REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Unta saya sangat lambat sehingga saya tertinggal," Kata Jabir.
Rasulullah SAW kemudian berkata, "Beri aku tongkat dan pegang tungganganmu." Nabi SAW kemudian memukul unta itu dengan ringan.
Setelah itu untanya langsung melompat dan berlari semakin cepat melebihi umumnya unta sehat lainnya. Bahkan, unta Rasulullah pun disalip oleh Jabir.
Sepanjang perjalanan, unta Jabir dan Rasulullah berjalan beriringan. Rasulullah dan Jabir saling bercengkerama.
Nabi SAW bertanya, "Bagaimana kamu merasakan untamu sekarang?" Jabir menjawab, "Dalam kondisi terbaik. Berkah Anda telah mencapainya dan saya belum pernah melihatnya berlari secepat hari ini."
Rasulullah sempat menawar untuk membeli unta Jabir. Rasulullah berkata, "Apakah kamu berkenan menjual untamu padaku?"
Jubir berkata, "Saya berikan saja kepada engkau wahai Rasul." Namun, Rasulullah menegaskan agar menjual unta itu padanya karena ia tidak berkenan unta itu diberikan.
"Silakan tawar wahai Rasul," kata Jabir. Rasulullah berkata, "satu dirham." Jabir menjawab, "Jangan wahai Rasul. Saya rugi kalau dijual seharga itu."
Rasulullah kemudian menawar dua dirham dan Jabir masih enggan menyetujuinya. Tawar-menawar terus terjadi hingga tawaran Nabi mencapai satu kantong dirham atau satu oke (satuan berat) emas. Jabir pun menyepakati harga itu.
"Saya berutang satu oke emas kepada seseorang, jadi saya akan menjualnya kepada Anda dan membayar utang saya," kata Jabir. Bersambung.
Baca juga:
Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW (1)
Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW (2)
Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW (3)
Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW (5-Habis)