REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah sampai dengan saat ini belum akan menambah jumlah peserta pada perkuliahan tatap muka (PTM) untuk memastikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 berjalan dengan baik. "PTM sudah kami lakukan sejak tanggal 7 September, bersamaan dengan semester baru kami mulai PTM bersyarat dan bertahap," kata Rektor UNS Jamal Wiwoho di Solo, Selasa (19/10).
Ia mengatakan belum semua mahasiswa diikutsertakan pada PTM karena pandemi Covid-19. "Hanya 30 persen dari jumlah mahasiswa, yang lain tetap di tempatnya masing-masing. Karena sistem ini kami buat semudah mungkin maka tidak mungkin hanya mengundang mahasiswa di luar provinsi," katanya.
Sedangkan bertahap, dikatakannya, PTM tersebut masih diujicobakan di beberapa semester, salah satunya mahasiswa semester satu. Selain itu, sistem perkuliahan serupa juga diberlakukan kepada mahasiswa semester lima dan tujuh di mana para mahasiswa di tingkat tersebut sudah mulai praktik di laboratorium.
"Selain itu, di semester ini mereka juga mulai ujian skripsi, tesis, desertasi. Bertahap ini disesuaikan dengan status PPKM. Kalau kapasitas 30 persen sudah sejak PPKM level tiga, kalau dari level dua naik ke level satu maka kemungkinan untuk jumlah peserta bisa ditambah," katanya.
Sementara itu, untuk salah satu syarat yang harus dipenuhi agar bisa melaksanakan PTM ini adalah izin dari Pemerintah Kota Surakarta. Sedangkan syarat lain adalah peserta PTM sudah vaksin dua kali. "Hampir semua mahasiswa di area Solo dan sekitarnya juga sudah vaksin dua kali. Selain itu, juga harus mengantongi izin orang tua," katanya.
Menurut dia, sejauh ini untuk PTM sendiri belum menjadi keharusan. Ia mengatakan mahasiswa diperkenankan tidak mengikuti PTM namun cukup melalui daring. "Makanya ada sistem pembelajaran hybrid learning. Selain kuliah di satu ruangan juga ada online," ujar Jamal Wiwoho.