Selasa 19 Oct 2021 19:16 WIB

MUI Lampung: Maulid Nabi Pengingat Muslim agar Lebih Taat 

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah kegiatan yang positif

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Warga menikmati makanan yang disajikan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jamik Lueng Bata, Banda Aceh, Aceh, Selasa (19/10/2021). Pada setiap perayaan hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW yang berlangsung selama tiga bulan di Aceh, warga selain menyiapkan berbagai makanan dengan menu utama Kuah Beulangong (kari daging sapi atau kambing dengan bumbu khas) untuk dinikmati bersama juga menggelar zikir, menyantuni anak yatim, fakir dan miskin.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga menikmati makanan yang disajikan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jamik Lueng Bata, Banda Aceh, Aceh, Selasa (19/10/2021). Pada setiap perayaan hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW yang berlangsung selama tiga bulan di Aceh, warga selain menyiapkan berbagai makanan dengan menu utama Kuah Beulangong (kari daging sapi atau kambing dengan bumbu khas) untuk dinikmati bersama juga menggelar zikir, menyantuni anak yatim, fakir dan miskin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, Prof Moh Mukri, mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi pengingat kepada umat Muslim agar lebih taat kepada ajaran agama.

"Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini momentum kita untuk taat ajaran agama Islam," kata Mukri saat dihubungi di Bandarlampung, Selasa (19/10).

Baca Juga

Selain itu, lanjut dia, sebagai pengikutnya umat Islam seharusnya dapat bersyukur dengan mengingatnya setiap hari dan mengimplementasikan seluruh ajarannya dengan penuh keyakinan.

Terkait adanya pemunduran hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Ketua MUI Lampung itu mengatakan hal tersebut bukanlah menjadi suatu masalah karena tidak mengubah maknanya.

Sebab, lanjut dia, dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini umat Muslim bukan sekadar memperingati harinya melainkan lebih kepada subtansinya.

"Yang terpenting itu subtansinya dimana kita diminta menjadikan Nabi Muhammad jadi panutan dalam setiap kehidupan," kata dia.

Menurutnya pengunduran hari libur Maulid Nabi tersebut oleh pemerintah sudah tentu telah melalui pertimbangan-pertimbangan sehingga bukan menjadi persoalan yang harus dibesar-besarkan.

"Umat Islam tahu juga hari ini Maulid Nabi, tak masalah bila peringatannya diundur yang penting maknanya tidak, toh sholat pun yang wajib bisa dijamak atau qashar," kata dia.

Dalam pernyataan secara terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan, menyebut Rasulullah SAW merupakan spirit keteladanan. 

"Muhammad Rasulillah SAW mempunyai visi kerasulan, mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil 'alamin). Visi tersebut sangat relevan dengan misi Nabi membawa risalah, menjadi contoh yang baik (akhlaq al karimah) bagi semua makhluk di muka bumi," ujarnya dalam pesan teks yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/10). 

Misi tersebut dikatakan tidak sekadar ranah teori, namun telah ditransformasikan dalam semangat keteladanan, utamanya dalam berbagai dimensi kehidupan yang dijalani Nabi Muhammad SAW Keteladanan disebut harus sejalan antara teori maupun praktik.

Dalam QS As Saff ayat 2-3, Allah SWT menegaskan membenci orang yang pandai berbicara atau berteori, namun tidak memberi aksi dalam bentuk amal.

Agar spririt keteladanan bisa berjalan dengan baik, maka keimanan harus sejalan dengan amal saleh. Artinya, aktivitas spiritual Islam tidak semata berorientasi pada diri sendiri, tapi membawa dampak transformasi perbaikan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.  

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement