Kamis 21 Oct 2021 12:58 WIB

PTM Satu Sekolah di Bandung Terpaksa Dihentikan

Total sementara terdapat 14 siswa dan guru yang terpapar Covid-19.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
PTM Satu Sekolah di Bandung Terpaksa Dihentikan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
PTM Satu Sekolah di Bandung Terpaksa Dihentikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut satu sekolah di Kota Bandung harus menghentikan aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas lantaran kasus Covid-19 yang menimpa siswa dan guru diatas 5 persen. Namun, ia tidak menyebut secara rinci sekolah dasar yang dimaksud.

"Kalau saya nggak salah ada satu sekolah yang memang dia di atas 5 persen harus tutup sekolah tapi yang rata-rata lainnya di bawah 1 persen," ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/10).

Ia menyebut, hasil tersebut diperoleh dari kegiatan tes PCR yang dilakukan kepada siswa dan guru yang mengikuti PTM terbatas sejak Jumat (15/10) lalu. Total sementara terdapat 14 siswa dan guru yang terpapar Covid-19.

Yana meminta agar Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan evaluasi terkait pelaksanaan PTM terbatas termasuk memastikan penyebaran virus tersebut dari mana. Ia mengklaim penerapan protokol kesehatan di sekolah sudah berjalan dengan baik dan ketat.

"Kalau evaluasi ini kan yang saya minta tadi ke teman-teman disdik proses tadi dari rumah kan mungkin saja di angkutan umumnya di perjalanannya di mana tapi di sekolahnya saya yakin Insya Allah prokesnya baik," katanya.

Ia melanjutkan sekitar 10 persen siswa dan guru dari total 2.000 lebih sekolah berbagai jenjang dilakukan tes PCR. Kebijakan tersebut untuk memastikan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka aman bagi siswa dan guru.

"Kalau hasilnya di satu lokus di bawah 1 persen itu hanya ditracing kelasnya tapi kalau hasilnya 1 sampai 5 persen itu di tracing satu sekolahnya tapi kalau hasilnya di atas 5 persen sekolah itu saja yang ditutup," ungkapnya.

Yana pun menyoroti aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di sekolah dasar yang berpotensi menyebabkan kerumunan. Ia pun telah meminta Satpol PP Kota Bandung untuk menertibkan hal tersebut.

"Saya lihat di SD di luar itu ada PKL pedagang-pedagang makanan dan berkerumun juga gitu potensi itu yang mungkin  tapi saya udah tugaskan ke dinas pendidikan satpol PP juga tertibin lah," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement