REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya mencegah aksi perundungan atau bullying di Kota Sukabumi mulai digencarkan. Langkah tersebut misalnya digagas SMP Penggerak Pelita YNH yang menggelar diklat anti perundungan.
Selain diklat, SMP Penggerak Pelita juga mengukuhkan Duta Antiperundungan yang akan menggaungkan No Bully Yes Peduli. "Kami menggagas diklat ini untuk mencegah aksi perundungan di sekolah," ujar Kepala Sekolah SMP Pelita YNH Sukabumi, Ira Nadya Octavira.
Dalam pelatihan ini diberikan materi oleh para narasumber yang menguasai bidangnya seperti dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan lain sebagainya. Sehingga para siswa menguasai atau memahami dampak dari perundungan. Sekolah berharap para siswa akan memiliki kesadaran untuk tidak melakukannya.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mendukung kegiatan tersebut. "Kegiatan ini untuk mencegah perundungan bisa fisik maupun non fisik," kata Achmad Fahmi saat menghadiri penutupan diklat anti perundungan yang digelar SMP Pelita YNH Kota Sukabumi, Kamis (21/10).
Itulah sebabnya dalam diklat yang digelar SMP Pelita YNH para peserta dilatih dalam kerangka duta antiperundungan. Nantinya keberadaan duta ini bukan hanya di sekolah tapi di lingkungan menyebarkan edukasi antiperundungan.
"Ke depan sekolah ini jadi contoh pengembangan duta anti perundungan," ungkap Fahmi. Sebab perundungan berdampak secara psikologis atau mental.
Harapannya kehadiran duta ini membentuk suasana baru lembaga pendidikan membentuk kader karakter terbaik. Intinya mereka jadi penyemangat edukasi bagi teman sebaya untuk menggiatkan anti perundungan dan yes persahabatan.
Fahmi berharap, kolaborasi dengan SMP ini dapat mendongkrak dalam upaya membangun indek pembangu an manusia. Khususnya di bidang pendidikan.