Kamis 02 Oct 2025 10:25 WIB

UPN Tanamkan Nilai Bela Negara lewat Roleplay Anti-Bullying dan Catcallin

Kasus bulliying di ranah pendidikan harus dihentikan dengan masifnya sosialisasi

Rep: Muhyidin/ Red: Intan Pratiwi
Sejumlah siswa membawa poster saat deklarasi anti bullying di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 2 Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024). Aksi tersebut untuk mengajak para siswa agar menghindari segala bentuk perilaku kekerasan di sekolah dan peduli serta berperilaku positif kepada sesama teman guna mewujudkan sekolah ramah anak.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Sejumlah siswa membawa poster saat deklarasi anti bullying di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 2 Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024). Aksi tersebut untuk mengajak para siswa agar menghindari segala bentuk perilaku kekerasan di sekolah dan peduli serta berperilaku positif kepada sesama teman guna mewujudkan sekolah ramah anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema “Peningkatan Pemahaman Bela Negara untuk Mencapai Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat”. Kegiatan yang digelar di SMAN 66 Jakarta pada September 2025 ini menghadirkan narasumber dari Fakultas Hukum UPNVJ dan Pusat Kajian Bela Negara UPNVJ.

Dalam pemaparannya, Slamet Tri Wahyudi menegaskan bahwa bela negara tidak melulu soal militer atau mengangkat senjata. Menurutnya, bela negara merupakan tanggung jawab setiap warga negara dalam menjaga kedaulatan bangsa.

“Bela negara adalah kewajiban seluruh rakyat Indonesia. Mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, hingga level nasional, kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, bela negara bisa diwujudkan dalam tindakan sederhana seperti menaati aturan, bekerja dengan penuh tanggung jawab, menjaga harmoni sosial, hingga belajar sungguh-sungguh sebagai pelajar.

Senada, Danis Tri Saputra W., M.IP., dari Pusat Kajian Bela Negara UPNVJ menekankan bahwa internalisasi nilai bela negara bermanfaat besar bagi pembentukan karakter generasi muda. Nilai tersebut meliputi disiplin, solidaritas, kepemimpinan, serta ketangguhan mental dan fisik.

“Solidaritas yang lahir dari bela negara membuat masyarakat mampu menghadapi tantangan bersama,” ucapnya.

Tak sekadar paparan materi, kegiatan ini juga menghadirkan sesi roleplay berbasis study case. Para siswa diajak menganalisis sekaligus memerankan peran korban, pelaku, maupun saksi dalam kasus bullying dan catcalling.

Melalui simulasi ini, peserta dilatih untuk mengambil sikap yang tepat ketika menghadapi ketidakadilan. “Dengan melawan bullying atau catcalling, siswa sejatinya sedang mempraktikkan bela negara dalam bentuk sederhana: membela hak sesama, menolak ketidakadilan, dan menjunjung nilai kemanusiaan,” kata tim pelaksana.

Sesi roleplay tersebut disambut antusias. Diskusi berlangsung dinamis dengan beragam pandangan siswa terkait solusi persoalan sosial. Kegiatan ini membuat peserta tidak hanya memahami konsep bela negara secara teoritis, tetapi juga mulai menyadari peran mereka sebagai agen perubahan di masyarakat.

Acara ditutup dengan diskusi interaktif yang memperlihatkan semangat tinggi para siswa dalam menyerap nilai-nilai bela negara. Harapannya, mereka mampu tumbuh menjadi generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat dalam menjaga persatuan, keadilan, dan perdamaian bangsa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement