Jumat 22 Oct 2021 14:13 WIB

Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Utama Industri Halal Dunia

Presiden berharap MES menjadi lokomotif ekonomi syariah yang membumi

Presiden dalam sambutannya saat membuka Peringatan Hari Santri Nasional 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/10).
Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat P
Presiden dalam sambutannya saat membuka Peringatan Hari Santri Nasional 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal di dunia. Terlebih, perkembangan dalam sektor ekonomi syariah telah mengalami pertumbuhan yang berarti. 

Presiden Joko Widodo menyampaikan, dari tahun 2018 ekonomi syariah Indonesia terus naik peringkat, hingga terakhir pada tahun 2020 berada di peringkat 4 dunia. Meski demikian, Presiden meminta untuk tidak berpuas diri. 

“Perlu ada upaya yang sinergis antarpemangku kepentingan agar ekonomi syariah kita tumbuh lebih pesat lagi. Dan itulah peran penting yang harus dimainkan oleh masyarakat ekonomi syariah,” ujar Presiden dalam sambutannya saat membuka Peringatan Hari Santri Nasional 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/10). 

Sebagai organisasi keumatan, Presiden berharap masyarakat ekonomi syariah (MES) dapat menjadi lokomotif ekonomi syariah yang membumi, menyentuh ekonomi umat, dan menggerakkan perekonomian yang inklusif, serta melahirkan banyak wirausahawan utamanya dari kalangan santri. “Karena itu kita harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur, wirausahawan dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren,” tambahnya. 

Presiden menuturkan, orientasi santri saat ini bukan lagi untuk mencari pekerjaan, tetapi menciptakan kesempatan kerja dan menebarkan manfaat yang lebih luas. “Peran pendidikan di pesantren, madrasah, maupun pendidikan tinggi agama Islam sangat strategis. Mencetak lulusan yang inovatif dan berkewirausahaan, mencetak lulusan yang mampu bersaing di pasar kerja, dan menjadi wirausahawan sosial yang sukses,” tuturnya. 

Selain itu, Presiden mengingatkan bahwa semangat kewirausahaan yang mulai tumbuh harus diikuti dengan percepatan inklusi keuangan. Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai skema pembiayaan untuk mendukung tumbuhnya wirausahawan baru. “Saya berharap pesantren dan para santri dapat memanfaatkan berbagai program pembiayaan ini dengan baik sehingga pesantren dan para santri dapat makin berperan dalam memperkuat ekonomi umat,” ujarnya menambahkan. 

Mengakhiri sambutannya, Presiden juga menekankan pentingnya transformasi digital guna mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masuk ke dalam pasar global. “Kita harus terus mendorong usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah kita untuk go digital, masuk ke toko online, masuk ke marketplace, masuk ke e-commerce, dan bisa masuk supply chain nasional maupun global dan menjadi pemain utama dalam pertumbuhan industri halal tingkat global,” ujarnya. 

Turut hadir dalam acara tersebut yakni Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Acara juga dihadiri sejumlah tokoh agama dan santri dari beberapa pesantren.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement