Santri dan Kiai Berperan Penting pada Capaian Vaksinasi Solo
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah dan suhu calon penerima vaksin Covid-19 saat vaksinasi di Terminal Tironadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (16/9/2021). | Foto: ANTARA/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan, para kiai dan santri memiliki peranan penting dalam meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 di Solo. Hal itu dikatakan Gibran seusai upacara peringatan Hari Santri 2021 di Balai Kota Solo, Jumat (22/10).
Berdasarkan data dari laman surakarta.go.id, per 21 Oktober 2021 total warga di Solo yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 516.752 orang. Sedangkan dosis kedua sebanyak 414.517 orang.
"Hari Santri tahun 2021 ini ya memang kita masih belum dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasa. Karena Solo sudah turun ke level 2 ya hari ini kita mendapat kesempatan untuk melakukan upacara di Balai Kota meskipun dengan jumlah santri terbatas," ucap Gibran kepada wartawan seusai upacara.
Gibran mengungkapkan, pencapaian vaksinasi Covid-19 yang tinggi di Kota Solo terdapat peranan dari para kiai dan santri. Para kiai dan santri dinilai mempunyai peran penting untuk mengajak warga Solo agar mau datang ke tempat-tempat vaksin. "Luar biasa sekali dukungan dari para kiai dan para sesepuh dan juga partisipasi dari para santri," ungkapnya.
Dalam upacara peringatan Hari Santri tersebut, Gibran dan semua peserta mengenakan kemeja putih dan sarung. Petugas upacara termasuk petugas pengibar bendera dilakukan oleh para santri. Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Solo, Arif Syarifuddin, didapuk sebagai komandan upacara. Sedangkan Gibran menjadi pembina upacara. Upacara tersebut diikuti puluhan santri dari sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Solo.
Dalam amanatnya, Gibran mengatakan peringatan Hari Santri 2021 yang mengambil tema "Santri Siaga Jiwa Raga" tersebut diharapkan agar para santri di seluruh Indonesia siap siaga untuk membela tanah air dan mewujudkan perdamaian dunia.
"Maksud tema Santri Siaga Jiwa Raga adalah bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia," kata Gibran.
Menurutnya, tema tersebut sangat relevan di era pandemi Covid-19 dimana santri dan masyarakat umum dilarang untuk lengah dalam hal menjaga protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19.
"Hal ini juga perlu diperhatikan oleh masyarakat pada umumnya agar tetap menyiagakan jiwa serta raganya demi kepentingan Bangsa Indonesia, terutama dalam rangka bersama-sama untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19," katanya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada sejumlah pesantren di Kota Solo yang dianggap berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan terhadap dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut menjadi bukti nyata pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimiliki.
"Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan dan sikap kehati-hatian yang selama ini diajarkan oleh para pimpinan pesantren kepada santri-santrinya. Tidak lupa pula bahwa keteladanan mereka berkontribusi untuk mendorong para santri bersedia mengikuti kegiatan vaksinasi yang sedang diprogramkan oleh pemerintah," jelasnya.
Gibran berharap, vaksinasi menjadi salah satu bentuk ikhtiar untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu, khususnya dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah rela berkorban demi bangsa dan negara. Sebab, yang dibutuhkan saat ini untuk bangkit dari pandemi Covid-19 yakni, kerjasama, dukungan serta doa dari berbagai pihak.
Seusai upacara, Gibran melakukan doa bersama dengan pengasuh Ponpes Al Muayyad Mangkuyudan Solo, KH Abdul Rozaq Shofawi, di ruangan wali kota dalam rangka syukuran peringatan Hari Santri Tahun 2021.