REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan saat ini data merupakan sumber tambang baru pada era digitalisasi. Sehingga data-data nasional dan milik rakyat Indonesia harus tetap tinggal di Indonesia.
"Data adalah sumber tambang baru. Marena itu kita harus pastikan data kita tinggal di Indonesia," ujar Erick Thohir dalam orasi ilmiah virtual di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (23/10), yang dipantau di Jakarta.
Erick ingin data-data milik rakyat Indonesia tetap di Indonesia. Hal itu agar jangan sampai seperti pasar Indonesia yang dipakai negara lain.
Dalam kesempatan tersebut, Erick juga menyampaikan bahwa PT Telkom akan difokuskan kepada segmen business to business atau B2B. Dengan begitu, Telkom bisa menjalin kerja sama bisnis dengan pendidikan, rumah sakit melalui pembangunan berbagai macam infrastruktur digital seperti jaringan fiber optic, data center atau komputasi awan (cloud), dan termasuk menara komunikasinya.
"Telkomsel harus menyerahkan kembali semua tower ke Telkom, karena ini bagian dari strategi besar," kata Erick.
Sebelumnya, Erick mengungkapkan, Kementerian BUMN mendorong dan memfasilitasi pengembangan industri digital di Indonesia secara komprehensif. Erick ingin Telkom membuka secara besar-besaran data center di Indonesia untuk mendukung aktivitas bisnis pengusaha lokal.
Ia juga terus mendorong generasi muda memiliki perusahaan-perusahaan besar untuk menjadi unicorn-unicorn baru. Menurut Erick, potensinya ada dan saat ini Indonesia memiliki lima unicorn dan mestinya bisa ada 25 unicorn untuk beberapa tahun mendatang.
Hal ini dalam rangka mendorong perusahaan-perusahaan menjadi besar, membuka lapangan kerja yang sangat masif, dan juga mendorong ekonomi Indonesia untuk memastikan Indonesia juga terproteksi dengan digitalisasi.