Ahad 24 Oct 2021 05:24 WIB

Prinsip Dasar Moderasi Beragama Adil dan Berimbang

Adil dalam memandang, menyikapi, dan mempraktikkan semua konsep yang berpasangan.

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Aulia Bogor menyelenggarakan pelatihan dai muda dengan menggunakan media digital, 23-30 Oktober 2021.
Foto: Dok STAI Al Aulia
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Aulia Bogor menyelenggarakan pelatihan dai muda dengan menggunakan media digital, 23-30 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Aulia Bogor menyelenggarakan pelatihan dai muda dengan menggunakan media digital. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama dengan  dosen IIQ Saepullah MA Hum, dosen STAI Al Aulia Sarwenda MAPd, dan dosen Unusia Abdul Qodir MA Hum. Pelatihan itu  dilaksanakan dari  tanggal 23 hingga   30 Oktober 2021.

Program ini merupakan Program Pengabdian Masyarakat Inovasi Berbasis Moderasi Beragama Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Dalam pembukaan kegiatan pelatihan tersebut, Sabtu (23/10), Sarwenda menyatakan bahwa moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-lebihan saat mengimplementasikannya. “Prinsip dasar moderasi beragama adalah adil dan berimbang,” kata Sarwenda seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, adil dalam memandang, menyikapi, dan mempraktikkan semua konsep yang berpasangan. Sedangkan prinsip keseimbangan adalah untuk menggambarkan cara pandang, sikap, dan komitmen untuk selalu berpihak pada keadilan, kemanusiaan, dan persamaan.

Saepullah dalam pelatihan itu menegaskan bahwa dakwah rahmatan lil alamin, sepatutnya mengedepankan semangat persaudaraan. Semangat persaudaraan yang dimaksud adalah semangat persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariah), persaudaraan sebangsa (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah). “Dalam menyikapi fenomena yang ada di  masyarakat maka perlu kita memegang empat  prinsip,” ujarnya.

Saepullah menyebutkan, pertama prinsip tasamuh yang dіаrtіkаn ѕеbаgаі ѕіkар tоlеrаn  tеrhаdар rаgаm budауа аtаu kеbudауааn уаng аdа. Kedua, tawazun, аrtіnуа ѕеіmbаng, baik antara hubungаn ѕеѕаmа umаt mаnuѕіа dаn јugа аntаrа mаnuѕіа dеngаn Tuhаnnуа. 

Ketiga,  tawasuth, ѕіkар mоdеrаt уаng bеrріјаk раdа рrіnѕір kеаdіlаn ѕеrtа bеruѕаhа mеnghіndаrі ѕеgаlа bеntuk реndеkаtаn dеngаn tаthаrruf (еkѕtrem atau kеrаѕ). Keempat, ta’adul yaitu mеruраkаn ѕіkар аdіl аtаu mеnеmраtkаn ѕеѕuаtu раdа tеmраtаnуа, tеrhаdар ѕеѕuаtu уаng unіvеrѕаl tаnра аdа rаѕа раmrіh mаuрun mеnghаrар іmbаlаn. “Kеаdіlаn іnі tіdаk сukuр dаlаm јаbаtаn ѕаја, mеlаіnkаn аdіl mеnсаkuр ѕеluruh аѕреk, bаіk ѕуаrіаh, аkіdаh, аkhlаk, dаn уаng lаіnnуа.

Sedangkan Abdul Qodir, menjelaskan bagaimana materi tersebut di atas, kemudian dijadikan materi dakwah dan selanjutnya diaplikasikan ke dalam media digital, yang selanjutnya di upload ke dalam Youtube. “Sehingga,  dakwah yang disiarkan media digital menjadi dakwah yang moderat, sebagai dakwah yang rahmatan lil alamin,” kata Abdul Qodir.

Pelatihan ini diikuti oleh 15 mahasiswa semester 5 dan 7 STAI Al Aulia Bogor. Selesai pelatihan   ini, mereka diharapkan dapat membuat karya, baik itu secara tertulis, maupun video, yang berhubungan dengan dakwah yang moderat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement