REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mendorong UMKM untuk mengadopsi Quick Response Indonesia Standard (QRIS). Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono mengatakan BI terus mendorong agar UMKM masuk ke ranah digital yang akan membawa banyak manfaat bagi mereka.
"Kami tidak bosan-bosannya mendorong untuk masuk ke QRIS, karena ini bisa juga digunakan sebagai credit scoring bagi UMKM," kata Doni dalam Business Deals Linkage dan Bimbingan Teknis Bersama LPDB-KUMKM, Senin (25/10).
UMKM selama ini sulit mendapatkan bantuan permodalan karena tidak punya jaminan berupa aset. Kini, lembaga keuangan mengembangkan kolateral dalam bentuk riwayat cashflow yang dapat tercatat dengan rapi saat menggunakan QRIS.
Doni mengatakan BI menargetkan 12 juta pengguna QRIS pada 2021 dan saat ini telah mencapai 11,39 juta merchant. Sejumlah lembaga keuangan digital seperti fintech kini telah banyak menggunakan cashflow UMKM sebagai penilaian kredit calon debitur.
"Dengan QRIS, cashflow mereka bisa terlacak, mereka aktif atau tidak sehingga bisa jadi pendukung untuk memperoleh permodalan," kata Doni.
BI juga akan segera meluncurkan BI-Fast Payment yang dapat membantu melancarkan usaha UMKM. Dengan BI Fast, penyelesaian transaksi UMKM dapat dilakukan secara real time dan tanpa henti 24/7 sehingga mereka tidak perlu menunggu keesokan harinya untuk mendapatkan dana.
Doni mengatakan, UMKM biasanya menggunakan transaksi dengan Lalu Lintas Giro (LLG) yang membutuhkan waktu antara 2-3 hari kerja untuk sampai ke rekening penerima. Kini dengan BI-Fast Payment, transaksi atau cashflow akan terjadi seketika itu.