Senin 25 Oct 2021 17:08 WIB

Sejarawan: Kemenag Lahir Bukan dari NU atau Muhammadiyah

Kemenag bukan untuk NU atau Muhammadiyah

Rep: Meiliza Laveda/ Red: A.Syalaby Ichsan
Gedung Kementerian Agama
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gedung Kementerian Agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejarawan Islam Lukman Hakiem menyoroti pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Lukman, pernyataan Yaqut  tidak bijaksana.

“Saya mau ingatkan, menteri itu bukan pejabat biasa. Jangan sembarang bicara. Kalau mau bicara harus ada dasarnya,” kata Lukman kepada Republika.co.id, Senin (25/10).

Lukman membandingkan Yaqut dengan salah seorang eks Menteri Agama Munawir Sjadzali. Meskipun sosok Sjadzali dinilai sering membuat publik heboh dengan persoalan misal, hukum waris, tetapi dia memiliki referensi yang kuat sehingga apabila diajak berpolemik tertulis, dia siap.

Lukman menjelaskan,  saat Kemenag akan didirikan, umat Islam tidak terpecah menjadi NU, Muhammadiyah, atau kelompok lain. Sebab, kala itu, satu-satunya partai yang menjadi aspirasi dan mewakili umat Muslim adalah Masyumi.